Intisari-Online.com -Di era milenial saat ini, kegiatan gotong royong semakin jarang dilakukan.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, seperti perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi.
Lalu, bagaimana cara menyikapi pudarnya kegiatan gotong royong di era milenial saat ini?
Apakah kita harus pasrah, mengeluh, atau berusaha mengubahnya? Dan apa dampaknya bagi kita sebagai individu, masyarakat, dan bangsa?
Mari kita simak pembahasannya di bawah ini.
Mengapa Kegiatan Gotong Royong Pudar di Era Milenial?
Sebelum kita membahas bagaimana cara menyikapi pudarnya kegiatan gotong royong, kita perlu mengetahui mengapa hal itu terjadi.
Ada beberapa penyebab yang bisa kita identifikasi, antara lain:
- Globalisasi dan modernisasi yang membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat.
Di satu sisi, globalisasi dan modernisasi membuka akses informasi, komunikasi, dan mobilitas yang lebih luas dan cepat.
Di sisi lain, globalisasi dan modernisasi juga menimbulkan persaingan, ketimpangan, dan ketergantungan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Gotong Royong Fisik dan Nonfisik?
Hal ini membuat masyarakat menjadi lebih individualis, pragmatis, dan oportunis.
Mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain, lebih mengutamakan hasil daripada proses, dan lebih memilih jalan pintas daripada jalan benar.
- Konsumtifisme, kapitalisme, dan materialisme yang menjadikan uang sebagai tujuan utama hidup.
Masyarakat menjadi lebih boros, rakus, dan serakah dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
Mereka juga menjadi lebih korup, manipulatif, dan eksploitatif dalam mencari dan mengelola sumber daya.
Hal ini membuat masyarakat menjadi lebih hedonis, narsis, dan apatis.
Mereka lebih mengejar kesenangan daripada kebahagiaan, lebih memamerkan diri daripada berbagi, dan lebih acuh daripada peduli.
- Malas, apatis, dan kurang peduli yang membuat masyarakat enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong.
Masyarakat menjadi lebih pasif, acuh, dan tidak bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan dan sosial di sekitar mereka.
Mereka juga menjadi lebih egois, sombong, dan tidak menghargai usaha dan kontribusi orang lain.
Hal ini membuat masyarakat menjadi lebih lemah, terbelakang, dan terisolasi.
Baca Juga: Contoh-contoh Kegiatan Gotong Royong yang Terdapat di Lingkungan Sekitar
Bagaimana Cara Menyikapi Pudarnya Kegiatan Gotong Royong?
Setelah kita mengetahui penyebab pudarnya kegiatan gotong royong, kita perlu mengetahui bagaimana cara menyikapinya.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, antara lain:
- Menyadari dan mengakui bahwa kegiatan gotong royong adalah salah satu kekuatan dan kekayaan bangsa Indonesia.
Kita perlu menghargai dan menghormati warisan budaya kita yang telah membentuk karakter dan identitas kita sebagai bangsa.
Kita juga perlu menyadari dan mengakui bahwa kegiatan gotong royong memiliki banyak manfaat bagi kita sebagai individu, masyarakat, dan bangsa.
- Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai gotong royong di dalam diri kita dan orang lain.
Kita perlu menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai gotong royong di dalam diri kita sendiri, mulai dari sikap, perilaku, hingga tindakan.
Kita juga perlu menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai gotong royong di dalam orang lain, terutama generasi muda.
- Menjaga, melestarikan, dan menggiatkan kegiatan gotong royong di lingkungan kita.
Kita perlu menjaga, melestarikan, dan menggiatkan kegiatan gotong royong di lingkungan kita, baik di rumah, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat.
Kita perlu menjaga kegiatan gotong royong yang sudah ada, seperti kerja bakti, arisan, gotong royong pembangunan, dan lain-lain.
Demikian ulasan tentang bagaimana cara menyikapi pudarnya kegiatan gotong royong di era milenial saat ini.
Semoga kita semua bisa mengembalikan budaya gotong royong di lingkungan sekitar.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menerapkan Konsep Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-hari?