Dikepung Banjir Karena Cuaca Ekstrem, Ini Alasan Kenapa Kota Semarang Mudah Tergenang Air

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Kota Semarang dikepung banjir akibat cuaca ekstrem. Terlepas dari itu, ada beberapa fakto yang menyebabkan kota ini gampang tergenang air.
Kota Semarang dikepung banjir akibat cuaca ekstrem. Terlepas dari itu, ada beberapa fakto yang menyebabkan kota ini gampang tergenang air.

Intisari-Online.com - Kota Semarang dikepung banjir karena cuaca ekstrem, Rabu (13/3) malam.

Pertanyaan yang sering muncul di benak masyarakat: kenapa Kota Semarang mudah tergenang air atau banjir?

Mengutip Kompas.com, berdasarkan monitoring satelit klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Rabu pukul 20.50-23.45 WIB, wilayah yang terdampak cuaca ekstrem meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, sebagian wilayah Demak, dan Kabupaten Grobogan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan, ketinggian air yang merendam Kota Semarang sekitar 15-80 sentimeter.

Wilayah yang terendam banjir terjadi di:

- Jalan Gebanganom sekitar 70-80 sentimeter

- Jalan Padi Raya sekitar 50-60 sentimeter

- Jalan Sendang Indah Kelurahan Muktiharjo Lor sekitar 15 sentimeter

- Jalan Muktiharjo Indah RW 15 Kelurahan Muktiharjo Kidul sekitar 15-20 sentimeter

- Jalan Muktiharjo Raya Kelurahan Muktiharjo Lor sekitar 30-70 sentimeter

- Jalan Jodipati Kelurahan Krobokan sekitar 15-40 sentimeter

- Wilayah RW 7 Kelurahan Kudus sekitar 15-20 sentimeter

- Wilayah Kelurahan Tambakrejjo sekitar 15-30 sentimeter

- Jalan Raya Kaligawe sekitar 20-50 sentimeter

- Jalan Sidorejo 3 Kelurahan Sambirejo sekitar 20-30 sentimeter

Dari pengamatannya, lalu lintas di sepanjang jalur yang menghubungkan Kota Semarang menuju Demak-Surabaya lumpuh total.

Beberapa kendaraan jenis truk hingga minibus terjebak dalam genangan banjir.

Di samping itu, wilayah Kota Lama Semarang juga turut terendam hingga sepaha orang dewasa.

Selanjutnya, hasil laporan visual lainnya menunjukkan bahwa Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang juga meluap hingga airnya melimpas ke permukiman warga.

Dari hasil kajian cepat sementara BPBD Kota Semarang, cuaca ekstrem tersebut juga memicu bencana lainnya seperti tanah longsor hingga angin kencang yang membuat kerusakan bangunan rumah milik warga.

1. Tanah longsor di wilayah Jalan Srikaton barat RT 2 RW 6 Kelurahan Purwoyoso

2. Talud longsor RT 1 RW 7 Kelurahan Sendangmulyo

3. Talud ambrol Ngaglik Lama RT 3 RW 5 Kelurahan Bendungan

4. Tanah Longsor di jalan Jomblang Perbalan RT 1 RW 2 Kelurahan Candi

5. Tanah Longsor di jalan Gombel Lama RT 5 RW 5 Kelurahan Tinjomoyo

6. Longsor Lempongsari RT 6 RW 1 Kelurahan Lempongsari

7. Longsor di rumah di Kampung Baru RT 1 RW 15 Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari

8. Talud ambrol di jalan Ngesti Waluyo Kelurahan Mlatibaru

9. Talud belakang rumah longsor di Jalan Saputan Barat, RT 3 RW 13 Kelurahan Jomblang

10. Longsor RT 04 RW 09 Kelurahan kembangarum

Kemudian untuk dampak dari angin kencang meliputi:

1. Pohon tumbang menimpa rumah RT 1 RW 9 Kelurahan Sembungharjo

2. Pohon tumbang di RT 1 RW 2 Kelurahan Candi

3. Pohon tumbang di depan rumah pompa progo Kelurahan Mlatibaru

4. Pohon tumbang menimpa rumah warga Karanggeneng RT 3 RW 2 Kelurahan Sumurrejo

5. Pohon tumbang menimpa atap masjid Assajad RT 03 RW 01 Kelurahan Sendangguwo

6. Pohon tumbang di RT 2 RW 9 Kelurahan Candi Atap ambrol di Jl Supriyadi Kalicari 2 RT 03 rw 04 Kelurahan Kalicari

7. Atap depan rumah warga RT 06 RW 04 Kelurahan Kalicari

8. Atap rumah warga roboh Wonodri Kopen III RT 05 RW 04 Kelurahan Wonodri

9. Atap rumah warga roboh di RW 1 Kelurahan Candi

10. Atap rumah warga roboh RT 5 RW 3 kelurahan Randusari

Kembali ke pertanyaan di awal, kenapa Semarang sering banjir?

Menurut artikel yang tayang di Geologi.ft.undip.ac.id berjudul "Melacak Kejadian Bencana Banjir di Semarang Pada Masa Lampau", ada tiga faktor kenapa Semarang sering banjir.

(1) kondisi topografinya yang relatif datar

(2) padatnya daerah hunian dan kurang teraturnya saluran drainase sehingga menyebabkan aliran air tidak lancar

(3) lokasi dekat pantai dan letaknya di muara sungai sehingga saat terjadi pasang, air laut masuk melalui sungai dan terus mengalir melalui saluran drainase ke permukaan.

Sementara menurutahli hidrologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Pramono Hadi, dikutip dari Kompas.com, mengatakan banjir di Semarang memang tak bisa dihindari karena penurunan muka tanah.

"Semarang sudah darurat banjir karena land subsidence," kata Pramono saat dihubungi Kompas.com, sekitar tiga tahun yang lalu.

Bahkan, empat hari dalam satu minggu, wilayah Semarang bagian utara kota merupakan langganan banjir.

Menurutnya, mustahil air dapat mengalir dengan lancar dan tidak terjadi banjir dalam kondisi hujan saat ini.

Oleh karena itu, imbuhnya diperlukan revisi tata ruang, khususnya terkait air.

"Sistem polder dan tanggul sungai juga menjadi solusi, tapi mahal, seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) 1 dan PIK 2 di Jakarta," jelas dia.

Pramono menjelaskan, tanggul juga harus terintegrasi dan memiliki sistem klep atau pintu otomatis.

Sebab, jika air di sungai atau kanal yang bertanggul sama tinggi, air hanya mengalir ke hilir dan tidak masuk ke kiri atau kanan melalui anak sungai.

"Sedangkan air dari permukiman atau hujan lokal, cara mengalirkannya harus dengan pompa. Itu yang saya maksud polder. Di semarang, ada suatu kawasan yang seperti polder ini," ujarnya.

Begitulah alasan kenapa Kota Semarang mudah tergenang air alias banjir.

Artikel Terkait