Peristiwa Sejarah Merupakan Suatu Proses Berkelanjutan, Pernyataan Tersebut Menunjukkan Bahwa...

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Peristiwa-peristiwa sejarah merupakan suatu proses berkelanjutan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa mempelajari sejarah artinya mempelajari masa lampau untuk membangun masa depan.
Peristiwa-peristiwa sejarah merupakan suatu proses berkelanjutan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa mempelajari sejarah artinya mempelajari masa lampau untuk membangun masa depan.

Intisari-Online.com - Peristiwa-peristiwa sejarah merupakan suatu proses berkelanjutan.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa mempelajari sejarah artinya mempelajari masa lampau untuk membangun masa depan.

Hal itu diutarakan oleh sejarawan Arnold J Toynbee.

Mengutip Kompas.com,peristiwa sejarah merupakan suatu proses perubahan dan berkelanjutan.

Perubahan dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat dan membuat perbedaan.

Peristiwa sejarah merupakan suatu proses berkelanjutan karena terjadi berbagai peristiwa silih berganti dari zaman ke zaman.

Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang, dan masa mendatang.

Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Arnold J Toynbee, yang mengatakan bahwa memelajari sejarah berarti memelajari masa lampau untuk membangun masa depan.

Waktu memang menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.

Sehubungan dengan konsep waktu dalam ilmu sejarah, menurut Kuntowijoyo, meliputi perkembangan, keberlanjutan atau kesinambungan, pengulangan, dan perubahan.

Keberlanjutan atau kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya mengadopsi lembaga-lembaga lama.

Hal itu terjadi karena tidak ada peristiwa yang berdiri sendiri dan bisa dipisahkan dengan peristiwa lainnya.

Contoh peristiwa sejarah yang terjadi secara berkelanjutan adalah, pada masa kolonial, pemerintah Belanda banyak mengadopsi kebiasaan lama dalam kebijakannya.

Salah satunya dalam hal penarikan pajak, Belanda mengadopsi cara-cara raja pribumi dalam menarik upeti dari wilayah taklukannya.

Konsep waktu dalam sejarah

Konsep waktu dalam sejarah adalah kelangsungan dan satuan atau jangka berlangsungnya perjalanan waktu.

Konsep waktu dalam sejarah bersifat mutlak, karena sebuah peristiwa bersejarah akan selalu memiliki nilai waktu untuk menjelaskan kapan peristiwa berlangsung.

Ada dua makna yang terkandung dalam konsep waktu, yaitu denotatif dan konotatif.

Denotatif berarti sesuai dengan kenyataan sebenarnya, mulai dari detik, menit, jam, dan sebagainya.

Sementara konotatif berarti subyektif atau waktu sebagai konsep.

Konsep waktu dalam sejarah mencakup empat hal, yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan dan perubahan.

Perkembangan

Secara tidak sadar, setiap masyarakat pasti akan mengalami pembaruan dalam kehidupannya, atau juga disebut sebagai perkembangan manusia.

Masyarakat yang berkembang biasanya akan membawa bentuk baru yang lebih relevan pada kondisi zaman, yang bertujuan untuk memperbarui segala sesuatu yang sudah tidak lagi dianggap efektif bagi keberlangsungan hidup manusia.

Manusia akan belajar dari kejadian di masa lampau dan dikembangkan sesuai pada zamannya.

Contoh konsep perkembangan dalam sejarah adalah demokrasi Amerika Serikat yang semakin berkembang akibat perkembangan struktur kota yang semakin kompleks.

Kesinambungan

Meskipun dalam sejarah ada perbedaan waktu, kesinambungan akan tetap ada dalam suatu peristiwa bersejarah.

Manusia akan mengambil cara-cara yang sudah pernah dilakukan, yang kemudian dijadikan sebagai dasar kesinambungan dari sejarah di masa lampau.

Meskipun ada beberapa hal yang berbeda, seperti latar dan waktu, pola dan sistemnya tidak berubah dari masa lampau.

Contoh aspek kesinambungan adalah sistem-sistem partai yang mirip dengan sistem kerajaan pada masa sebelumnya, dalam lingkup yang juga mirip.

Pengulangan

Dalam peristiwa bersejarah, secara tidak sadar masyarakat akan mengulangi peristiwa yang sama, meskipun dengan latar dan waktu yang berbeda.

Kejadian ini kerap terjadi sehingga muncul sebutan "sejarah terulang kembali".

Contoh dari pengulangan konsep waktu dalam sejarah adalah lengsernya Soekarno dari jabatan Presiden Indonesia pada 1966 akibat pergolakan di dalam negeri, yang kemudian juga terjadi pada Soeharto di tahun 1998.

Perubahan

Meskipun terkadang ada kemiripan dalam sebuah pengulangan peristiwa bersejarah, bukan berarti tidak ada perubahan.

Peristiwa perubahan dalam masyarakat bisa terjadi hanya dalam kurun waktu yang singkat dan biasanya mendapat pengaruh dari luar.

Contoh konsep perubahan dalam sejarah adalah gerakan G30S pada 1965 yang dianggap sebagai pengaruh paham komunis dari China dan Rusia.

Empat aspek konsep waktu dalam sejarah tersebut sangat diperlukan untuk dapat memahami suatu cerita atau peristiwa sejarah.

Begitulah,peristiwa sejarah merupakan suatu proses berkelanjutan,pernyataan tersebut menunjukkan bahwa mempelajari sejarah artinya mempelajari masa lampau untuk membangun masa depan.

Artikel Terkait