Intisari-online.com - Bangsa Indonesia telah berjuang melawan penjajah Belanda sejak zaman kerajaan hingga zaman kemerdekaan.
Namun, bentuk perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia mengalami kegagalan.
Lalu, mengapa berbagi bentuk perlawanan terhadap Belanda sering mengalami kegagalan?
Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut?
Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan mengulas beberapa alasan utama.
1. Perlawanan Bersifat Kedaerahan
Salah satu alasan utama mengapa berbagai bentuk perlawanan terhadap Belanda sering mengalami kegagalan adalah karena perlawanan bersifat kedaerahan.
Artinya, perlawanan tidak terjadi secara serentak dan bersama-sama, tetapi terpisah-pisah sesuai dengan daerah masing-masing.
Hal ini membuat Belanda mudah menguasai titik-titik perlawanan dengan cara membagi dan menguasai.
Contohnya, ketika rakyat Banten melakukan perlawanan pada tahun 1682, Belanda bisa fokus menumpas perlawanan tersebut sambil menjaga daerah lainnya.
2. Perlawanan Bergantung pada Pimpinan
Alasan lain yang menyebabkan kegagalan perlawanan adalah karena perlawanan bergantung pada pimpinan.
Jika pemimpin perlawanan tertangkap, terbunuh, atau meninggal, maka perlawanan pun akan melemah atau berhenti.
Hal ini terjadi karena rakyat Indonesia belum memiliki kesadaran nasional yang tinggi, sehingga mereka lebih loyal kepada pemimpin lokal daripada kepada bangsa Indonesia.
Contohnya, ketika Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda pada tahun 1830, perang Diponegoro pun berakhir.
3. Persenjataan yang Tidak Seimbang
Faktor ketiga yang menyebabkan kegagalan perlawanan adalah persenjataan yang tidak seimbang.
Belanda memiliki persenjataan yang lebih modern, canggih, dan banyak daripada rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia masih menggunakan senjata tradisional seperti keris, tombak, pedang, dan bedil, sedangkan Belanda memiliki senapan, meriam, kapal perang, dan benteng.
Hal ini membuat perlawanan rakyat Indonesia sulit untuk menandingi kekuatan militer Belanda.
4. Politik Adu Domba Belanda
Faktor keempat yang menyebabkan kegagalan perlawanan adalah politik adu domba Belanda.
Belanda sering memanfaatkan perselisihan antara raja-raja atau kelompok-kelompok di Indonesia untuk memecah belah dan mengadu domba mereka.
Dengan cara ini, Belanda bisa mengontrol dan mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia di Indonesia.
Contohnya, ketika Belanda mengadu domba Kesultanan Mataram dengan VOC pada tahun 1628-1630, Belanda berhasil mendapatkan wilayah pesisir utara Jawa sebagai imbalan atas bantuannya.
Demikianlah 4 alasanberbagi bentuk perlawanan terhadap Belanda sering mengalami kegagalan?