Jepang tentu tidak ingin Indonesia merdeka atau menang, setidaknya sebelum Jepang berhasil mengalahkan Amerika Serikat dan Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik.
Karena itu, Jepang mulai melarang lagu Indonesia Raya dan hanya memperbolehkan lagu Kimigayo untuk diputar di seluruh Nusantara.
Larangan ini bertujuan untuk menghapus pengaruh Belanda dan Barat dari Indonesia, serta untuk menanamkan rasa hormat dan takut kepada kaisar Jepang dan pemerintah pendudukan Jepang.
Rakyat Indonesia diwajibkan untuk berdiri dan membungkuk saat lagu Kimigayo diputar, sebagai tanda penghormatan kepada kaisar Jepang.
Jika tidak, mereka akan mendapat hukuman fisik atau bahkan hukuman mati.
Lagu Kimigayo sendiri tidak hanya ditentang oleh rakyat Indonesia, tetapi juga oleh sebagian rakyat Jepang sendiri.
Banyak yang menganggap lagu ini sebagai simbol dari fasisme, imperialisme, dan militerisme Jepang yang menyebabkan banyak penderitaan dan kematian bagi rakyat Jepang dan negara-negara yang mereka jajah.
Beberapa contoh kontroversi yang berkaitan dengan lagu Kimigayo adalah:
- Pada tahun 1999, beberapa guru di Hiroshima berselisih dengan Dinas Pendidikan Kota karena menolak untuk menyanyikan lagu Kimigayo di sekolah.
- Pada tahun 2006, seorang guru pensiunan di Tokyo, bernama Katsuhisa Fujita, diancam dengan hukuman penjara dan denda karena meminta para hadirin untuk tidak berdiri saat lagu Kimigayo diputar.
- Pada tahun 2010, 2011, dan 2012, ada puluhan guru yang enggan menyanyikan lagu Kimigayo di sekolah dan mendapat sanksi dari pihak berwenang.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa alasan pemerintah pendudukan Jepang akhirnya hanya boleh memperdengarkan lagu Kimigayo, sedangkan lagu Indonesia Raya mulai dilarang, adalah karena Jepang ingin semakin memperkuat pengaruh dan kekuasaan mereka di Indonesia, serta menghilangkan semangat perlawanan rakyat Indonesia.
Lagu Kimigayo sendiri merupakan lagu yang penuh kontroversi dan ditolak oleh banyak orang, baik di Indonesia maupun di Jepang, karena dianggap sebagai lambang dari kekejaman dan kesewenang-wenangan Jepang.
Demikain alasan pemerintah pendudukan Jepang hanya boleh memperdengarkan lagu Kimigayo sedangkan lagu Indonesia Raya mulai dilarang.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR