Nah, ini yang bikin asyik. Masuk ke bagian dalam martabak, rasanya tidak terlalu manis alias pas di lidah.
Untuk martabak toblerone keju, lelehan cokelat Toblerone yang bercampur apik dengan keju dan susu kental manis tidak terasa enek dan bikin ngilu gigi. Rasa manis khas cokelat Toblerone juga tidak terganggu dengan keju, susu kental, dan daging martabak. Anda yang gemar menikmati Toblerone bisa puas.
Martabak nutella biasa yang menjadi favorit pengunjung juga sama enaknya. Walau selai Nutella melimpah ruah di tengah-tengah martabak, rasanya ternyata juga tidak terlalu manis menggigit. Alhasil, Anda bisa puas mencicipi banyak potongan martabak yang tebal tanpa rasa enek.
Tapi, sebaiknya Anda langsung menyantap martabak toblerone dan nutella di tempat, saat masih hangat. Sebab, tekstur martabak akan lebih empuk saat baru matang. Selain itu, sensasi lumeran cokelat Toblerone dan selai Nutella terasa lebih sedap di mulut ketimbang saat cokelat sudah mengeras karena dingin.
Selain cokelat Toblerone dan selai Nutella, menurut Agustinus, rahasia lain kelezatan martabaknya adalah bahan-bahan yang berkualitas. Misalnya, ia memakai tepung terigu kualitas satu. Mentega yang digunakan untuk membuat adonan martabak juga bukan mentega curah atau kiloan. Lalu, dia menggunakan banyak telur ayam. “Kalau telur makin banyak, rasanya makin enak,” ujarnya.
Tak hanya resep, loyang untuk membuat martabak juga memainkan peran penting dalam menciptakan martabak yang lezat. Soalnya, tingkat kematangan martabak tergantung pada kualitas loyang.
Agustinus memakai loyang yang terbuat dari logam khusus yang baik menghantarkan panas. Pada saat memanggang martabak, setelan api tidak terlalu besar, agar martabak benar-benar matang merata.
Martabak 65A
Jalan Pecenongan Raya Nomor 65 A
Jakarta Pusat
View Martabak 65A in a larger map
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR