2. Pelembagaan ekonomi dan perdagangan.
Belanda menguasai jalur pelayaran dan perdagangan yang sebelumnya dikuasai oleh Banten.
Belanda juga memonopoli komoditas utama Banten, yaitu lada, dengan menetapkan harga yang rendah dan pajak yang tinggi.
Hal ini menyebabkan pendapatan kerajaan menurun drastis, dan rakyat Banten menjadi miskin dan sengsara.
3. Krisis kepemimpinan.
Setelah Sultan Haji wafat pada 1690, Kerajaan Banten mengalami krisis kepemimpinan, karena tidak ada penerus yang mampu menggantikannya.
Para sultan yang berkuasa setelahnya tidak memiliki kharisma, wibawa, dan kemampuan yang sebanding dengan Sultan Ageng Tirtayasa.
Mereka juga tidak mampu menentang campur tangan Belanda, bahkan ada yang bersikap tunduk dan patuh kepada Belanda.
4. Perubahan sosial dan kultural.
Kerajaan Banten yang awalnya berlandaskan ajaran Islam, mulai terpengaruh oleh budaya Barat yang dibawa oleh Belanda.
Banyak rakyat Banten yang meninggalkan agama dan adat istiadat mereka, dan beralih ke agama dan budaya Belanda.
Hal ini menyebabkan hilangnya identitas dan jati diri bangsa Banten.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR