Intisari-Online.com - Anda mungkin sudah familiar dengan Palapa Ring, proyek infrastruktur teknologi yang membangun jaringan serat optik bawah laut di seluruh Indonesia.
Proyek ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan akses internet di seluruh Indonesia, terutama di daerah terpencil dan tertinggal.
Namun, apakah Anda tahu faktor apakah yang paling berpergaruh terhadap belum optimalnya Palapa Ring di Indonesia?
Meskipun proyek ini sudah selesai pada 2019, namun penggunaan dan manfaatnya masih belum maksimal.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, antara lain kurangnya infrastruktur pendukung, tingginya harga sewa, dan rendahnya minat operator.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih detail tentang sejarah singkat Palapa Ring dan faktor yang paling berpergaruh terhadap belum optimalnya Palapa Ring di Indonesia.
Sejarah Singkat Palapa Ring
Palapa Ring adalah proyek infrastruktur teknologi yang dimulai sejak akhir Orde Baru dengan nama Nusantara 21.
Proyek ini memiliki tujuan untuk membangun jaringan serat optik bawah laut yang menyambungkan seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
Namun, proyek ini terhambat oleh berbagai masalah dan keterlambatan yang disebabkan oleh krisis keuangan, nilai tukar mata uang, dan harga kabel laut.
Pada 2019, proyek ini akhirnya selesai dengan skema pembiayaan yang melibatkan kerja sama antara pemerintah dan swasta.
Baca Juga: Kesimpulan tentang Keterlibatan IMF dalam Peristiwa Reformasi 1998 di Indonesia
KOMENTAR