Pada awal 1944, terjadi perlawanan rakyat Singaparna, Tasikmalaya, yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa dari pesantren Sukamanah.
Baca Juga: Mengapa Pada Mulanya Rakyat Indonesia Menyambut Baik Kedatangan Jepang
Perlawanan itu berawal dari pemaksaan Jepang kepada santri-santri pesantren Sukamanah untuk melakukan Seikerei, yaitu penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkukkan setengah badan ke arah Tokyo.
Pada Februari 1944, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang.
Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustafa dan para santri setelah selesai shalat Jumat.
Mereka dibawa tentara Jepang ke Tasikmalaya, kemudian ke Jakarta untuk dihukum mati.
Perlawanan Indramayu
Pada April 1944, terjadi perlawanan santri di daerah Indramayu di bawah pimpinan Haji Madriyas.
Penyebabnya, rakyat Indramayu tidak tahan terhadap kekejaman yang dilakukan serdadu-serdadu Jepang.
Tak hanya itu, pada Juli 1944 muncul perlawanan juga di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener sebagai bentuk protes atas penguasaan Jepang terhadap padi milik mereka.
Pasukan Jepang melakukan perlawanan di Sindang dan Lohbener dengan keji, tujuannya agar daerah lain tidak ikut memberontak.
Perlawanan Aceh
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR