Peristiwa Jepang Menduduki Balikpapan dalam Dua Hari pada 24 Januari 1942 Saksi Bisu Negeri Samurai Taklukkan Borneo

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Jepang  taklukkan Balikpapan dari tangan Belanda.
Ilustrasi - Jepang taklukkan Balikpapan dari tangan Belanda.

Intisari-online.com - Balikpapan adalah kota penting di Kalimantan yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi.

Pada tahun 1942, kota ini menjadi sasaran invasi Jepang yang ingin menguasai Hindia Belanda (sekarang Indonesia) selama Perang Dunia II.

Dalam waktu dua hari, Jepang berhasil menduduki Balikpapan setelah mengalahkan pasukan Belanda yang berusaha mempertahankan wilayah tersebut.

Bagaimana proses penaklukan Balikpapan oleh Jepang? Berikut adalah ulasan singkatnya.

Jepang memiliki rencana untuk memperluas kekuasaan mereka di Asia Tenggara, termasuk pulau-pulau di kepulauan Nusantara.

Mereka membutuhkan sumber daya alam, terutama minyak bumi, untuk kepentingan perang mereka di Pasifik.

Borneo, termasuk Kalimantan, menjadi target strategis karena memiliki ladang minyak yang besar.

Tarakan dan Balikpapan adalah dua kota yang memiliki fasilitas pengeboran minyak yang penting bagi Jepang.

Sebelum menyerang Balikpapan, Jepang telah berhasil merebut sebagian besar ladang minyak di Tarakan pada 11-12 Januari 1942.

Balikpapan dikuasai oleh Belanda melalui perusahaan minyak Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM).

BPM adalah aset penting kaum kapitalis yang dijaga oleh tentara kerajaan Belanda, yaitu Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL).

KNIL memiliki sekitar 1.100 kombatan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Cornelius van den Hoogenband untuk menghadapi Jepang.

Mereka juga menanam ranjau-ranjau di sekitar pelabuhan Semayang untuk menghalangi pendaratan Jepang.

Baca Juga: Mengapa Pada Mulanya Rakyat Indonesia Menyambut Baik Kedatangan Jepang

Pertempuran

Pada tanggal 23 Januari 1942, armada laut Jepang yang terdiri dari kapal induk, kapal tempur, kapal penjelajah, dan kapal perusak mendekati Balikpapan.

Mereka disambut oleh tembakan dari pasukan Belanda yang berada di darat dan di laut.

Pertempuran laut pun pecah, yang mengakibatkan kerugian besar bagi Belanda.

Sebagian besar kapal perang Belanda tenggelam atau rusak berat, termasuk HRMS Soemenep yang membawa ranjau-ranjau.

Setelah menguasai laut, Jepang mulai mendaratkan pasukan mereka di dua titik, yaitu Somber-Sungai Wain (sekitar Teluk Balikpapan) dan pantai-pantai Sepinggan (sebelum Manggar dari arah pusat kota Balikpapan).

Mereka menggunakan 17 kapal pendarat yang membawa sekitar 5.500 tentara.

Pasukan Jepang langsung menyerbu ke arah kota Balikpapan, yang hanya dipertahankan oleh sekitar 300 tentara Belanda.

Pertempuran darat pun terjadi, yang berlangsung sengit dan brutal.

Jepang menggunakan taktik gerilya dan bantuan udara untuk mengalahkan Belanda.

Belanda berusaha bertahan dengan menghancurkan ladang minyak dan instalasi lainnya, tetapi tidak berhasil menghentikan laju Jepang.

Pada tanggal 24 Januari 1942, Jepang berhasil menaklukkan kota Balikpapan.

Mereka mengeksekusi sejumlah orang Belanda yang tertangkap, termasuk Letnan Kolonel van den Hoogenband.

Mereka juga melakukan pembantaian terhadap penduduk sipil, terutama orang-orang Tionghoa yang dianggap sebagai mata-mata Belanda.

Jepang mendirikan pemerintahan militer dan mengendalikan seluruh aktivitas di Balikpapan.

Mereka juga memperbaiki ladang minyak yang rusak dan menggunakannya untuk pasokan minyak mereka.

Baca Juga: Kisah Pertempuran Tarakan, Ketika Ladang Minyak Indonesia Jadi Rebutan di Perang Dunia II Oleh Jepang dan Belanda

Dampak

Penaklukan Balikpapan oleh Jepang membawa dampak signifikan terhadap jalannya Perang Dunia II di kawasan Asia Tenggara.

Jepang berhasil menguasai sumber daya alam yang penting bagi keperluan perang mereka.

Mereka juga membuka jalur untuk menyerang Jawa, yang merupakan kunci utama mereka.

Jawa akhirnya jatuh ke tangan Jepang pada Maret 1942, setelah mengalahkan pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Belanda.

Jepang menguasai Hindia Belanda hingga 1945, ketika mereka menyerah kepada Sekutu setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Penaklukan Balikpapan oleh Jepang juga membawa dampak buruk bagi penduduk Balikpapan, terutama orang-orang Tionghoa.

Mereka mengalami diskriminasi, penindasan, dan kekerasan dari pihak Jepang.

Mereka juga dipaksa untuk bekerja keras di ladang minyak tanpa upah yang layak.

Banyak yang meninggal karena kelaparan, penyakit, atau eksekusi. Mereka baru mendapatkan kemerdekaan setelah Jepang menyerah pada 1945.

Artikel Terkait