Kemudian, pada pukul 13.55 WIB, awan panas guguran kedua muncul dengan amplitudo tertinggi 42 mm.
Guguran kedua tersebut berlangsung selama 214,40 detik, dan meluncur sejauh 2.000 meter ke arah barat daya atau mengikuti aliran Kali Bebeng.
Awan panas guguran ketiga muncul pada pukul 14:12 WIB dengan amplitudo tertinggi 70 mm, berlangsung selama 239,64 detik, dan meluncur sejauh 2.400 meter ke arah barat daya.
Saat awan panas guguran kedua dan ketiga muncul, Gunung Merapi tampak diselimuti kabut dan angin bertiup ke arah timur.
Selanjutnya, pada pukul 17.19 WIB, awan panas guguran keempat muncul dari Merapi.
Awan panas itu memiliki amplitudo tertinggi 70 mm, berlangsung selama 150 detik, dan meluncur sejauh 1.500 meter ke arah barat daya.
Status Gunung Merapi sendiri sampai saat ini, Minggu (21 Januari 2024) sore, masih Siaga (Level III).
Status tersebut telah ditetapkan oleh BPPTKG sejak 5 November 2020.
BPPTKG juga tidak mengubah radius bahaya erupsi Gunung Merapi.
Sebelumnya, pada Kamis (18/1/2024) dan Jumat (19/1), Merapi mengeluarkan 11 kali awan panas guguran secara berturut-turut.
Rinciannya, dua kali awan panas guguran pada Kamis malam dan sembilan kali awan panas guguran dari Jumat dini hari hingga pagi.
Baca Juga: Namanya Mirip, Inilah Perbedaan Antara Gurung Merapi Di Jawa Dan Gunung Marapi Di Sumatera Barat
KOMENTAR