Intisari-Online.com -Etnografi kiwari juga digunakan untuk meneliti masyarakat digital dan dunia virtual yang dikenal sebagai netnografi.
Pertanyaannya: bagaimana menyusun perencanaan dan pengimplementasian etnografi pada masyarakat digital dengan pendekatan netnografi?
Perubahan sosial budaya masyarakat dalam satu dasa warsa ini mengalami lompatan yang luar biasa.
Perubahan dan perkembangan teknologi telah mendorong kemampuan jaringan untuk memperkenalkan banyak aktor baru dan konten baru dalam proses pengorganisasian sosial secara digital (Castells, 2004).
Castells menggambarkannya sebagai suatu bentuk masyarakat jaringan (network society).
Di mana struktur sosial dan aktivitas organisasi dibentuk melalui teknologi informasi dalam proses jaringan.
Perkembangan teknologi dan jaringan telekomunikasi telah menghasilkan masyarakat baru yaitu masyarakat jaringan yang dihubungkan oleh teknologi dan media sosial.
Hal ini mengubah pola interaksi masyarakat yang semula berinteraksi dengan tatap muka kemudian beralih secara virtual.
Pada masyarakat yang bertransformasi menjadi masyarakat digital, suka tidak suka perkembangan ilmu pengetahuan harus menyesuaikan.
Penyesuaian itu dialami oleh ilmu antropologi dengan etnografinya.
Perkembangan studi etnografi terbaru menuntut peneliti untuk menemukan cara efektif dan efisien dalam mencari pola komunikasi yang memuat identifikasi budaya dari suatu informan, kelompok budaya, maupun dalam lingkup organisasi.
Ruang maya atau cybersapce membuka peluang bagi etnografi baru untuk berkembang.
Masyarakat memiliki ruang baru untuk saling bertukar informasi dan komunitas tidak lagi harus bertemu dalam suatu ruang fisik.
Artinya, praktik etnografis secara terbarukan mengalami perubahan yang semakin jelas.
Etnografi tidak hanya didefinisikan sebagai sebuah metode atau teknik pengumpulan data yang hanya dilakukan dengan cara tatap muka.
Tapi sebagai gabungan konsep pengambilan data antara observasi dan teknik wawancara dengan merekam dinamika fenomena sosial budaya yang tumbuh di bawah teknologi digital.
Metode penelitian etnografi baru ini disebut juga netnografi,yang berasal dari kata internet dan etnografi.
Artinya, netnografi dapat disebut sebagai salah satu metode etnografi baru untuk mengidentifikasi kehidupan dunia virtual di internet yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan dasar riset antropologi.
Metode netnografi ini melakukan proses eksplorasi untuk dapat memahami secara mendalam kehidupan masyarakat maya dari perspektif pelaku digital.
Pendekatan netnografi dapat disusun dengan melihat proses digitalisasi sebagai budaya baru karena masyarakat telah masuk pada suatu budaya siber.
Berbeda dengan etnografi klasik yang memiliki dasar interaksi tatap muka, ranah maya menjadi sangat komprehensif ketika relasi yang terjadi berdasarkan konten yang memang ingin dikonsumsi.
Selain netnografi, dalam penggunaan metode etnografi di dunia maya juga dikenal beberapa istilah: Virtual Ethnography,Webnography, Network ethnography, Cyber ethnography,dan Digital Etnography.
Pada intinya semua istilah merujuk pada sebuah penggalian data secara etnografi melalui media internet atau digital.
Prosedur atau langkah kerja netnografi tidak ubahnya seperti etnografi kontemporer yang diawali dari menyusun pertanyaan penelitian dan diakhiri dengan analisis dan kesimpulan.
Hanya saja pada netnografi arena penelitiannya berbeda.
Jika etnografi kontemporer di tengah-tengah kehidupan di masyarakat, etnografi digital bekerja dalam dunia digital khususnya internet dan sosial media.
Itulah artikel yang mencoba menjawab pertanyaan:bagaimanamenyusun perencanaan dan pengimplementasian etnografi pada masyarakat digital dengan pendekatan netnografi, semoga bermanfaat.
Baca Juga: Bagaimana Perkembangan Etnografi Dan Analisis Laporan Etnografi Di Indonesia Dan Dunia?