Intisari-online.com - Perkeretaapian di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Perkeretaapian memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia dan memfasilitasi pergerakan orang dan barang secara efisien.
Perjalanan sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika Belanda masih menjajah Indonesia.
Spesifiknya pada masa Tanam Paksa, yang diberlakukan oleh van den Bosch pada tahun 1825-1830.
Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS)
Perusahaan pembuat kereta api pertama di Indonesia adalah Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yang didirikan pada tahun 1863.
NIS adalah perusahaan swasta yang mendapat konsesi dari pemerintah kolonial untuk membangun dan mengoperasikan jalur kereta api di Jawa.
NIS menggunakan lebar sepur 1.435 mm, yang berbeda dengan lebar sepur 1.067 mm yang digunakan oleh perusahaan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS).
NIS memulai pembangunan jalur kereta api pertama di Indonesia pada tahun 1864, dengan rute Samarang (Semarang) - Tanggung, yang berjarak 26 km.
Jalur ini dibangun atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun pengangkutan hasil bumi ke gudang Semarang.
Jalur ini diresmikan pada tanggal 10 Agustus 1867, dan menjadi jalur kereta api pertama yang beroperasi di Indonesia.
NIS kemudian melanjutkan pembangunan jalur kereta api ke arah selatan, menghubungkan Semarang dengan Surakarta dan Yogyakarta.
Baca Juga: Sejarah Bahasa Pemrograman, Pondasinya Membentang Hingga Yunani Kuno
Jalur Semarang-Surakarta diresmikan pada tanggal 10 Februari 1870, dan jalur Surakarta-Yogyakarta diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873.
Dengan demikian, NIS berhasil menghubungkan tiga kota besar di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
NIS juga membangun jalur kereta api di Sumatera Utara, yaitu jalur Medan-Belawan, yang diresmikan pada tahun 1886.
Jalur ini menghubungkan pelabuhan Belawan dengan kota Medan, yang merupakan pusat perdagangan dan pemerintahan di Sumatera Utara.
Jalur ini juga mengangkut hasil perkebunan seperti karet, kopi, dan tembakau.
Staatsspoorwegen (SS)
Pada tahun 1869, pemerintah Hindia Belanda mendirikan perusahaan kereta api negara, yaitu Staatsspoorwegen (SS).
SS bertujuan untuk membangun dan mengoperasikan jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota penting di Jawa dan Sumatera, yang tidak dilayani oleh NIS.
SS menggunakan lebar sepur 1.067 mm, yang lebih murah dan mudah dibangun daripada lebar sepur 1.435 mm.
SS memulai pembangunan jalur kereta api pertamanya pada tahun 1870, dengan rute Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor), yang berjarak 58 km.
Jalur ini diresmikan pada tanggal 4 Agustus 1873, dan menjadi jalur kereta api pertama yang beroperasi di Jawa Barat.
Baca Juga: Mengungkap Sejarah Belanda Menyerah tanpa Syarat kepada Jepang di Kalijati
Jalur ini menghubungkan ibu kota kolonial dengan kota pegunungan yang menjadi tempat peristirahatan para pejabat kolonial.
SS kemudian melanjutkan pembangunan jalur kereta api ke arah timur, menghubungkan Batavia dengan Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Jalur Batavia-Bandung diresmikan pada tahun 1884, jalur Bandung-Cirebon pada tahun 1887, jalur Cirebon-Semarang pada tahun 1897, jalur Semarang-Surabaya pada tahun 1899, dan jalur Surabaya-Malang pada tahun 1900.
Dengan demikian, SS berhasil menghubungkan lima kota besar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
SS juga membangun jalur kereta api di Sumatera Selatan, yaitu jalur Palembang-Lahat, yang diresmikan pada tahun 1894.
Jalur ini menghubungkan kota Palembang, yang merupakan ibu kota dan pelabuhan utama di Sumatera Selatan, dengan kota Lahat, yang merupakan pusat pertambangan batu bara di Sumatera Selatan.
Jalur ini juga mengangkut hasil perkebunan seperti kopi, teh, dan kina.
Kesimpulan
Perusahaan pembuat kereta api pertama di Indonesia milik Hindia Belanda adalah NIS dan SS, yang masing-masing didirikan pada tahun 1863 dan 1869.
Kedua perusahaan ini membangun dan mengoperasikan jalur kereta api yang menghubungkan berbagai kota di Jawa dan Sumatera, dengan tujuan untuk memfasilitasi kepentingan ekonomi, administratif, dan militer kolonial.
Jalur kereta api pertama yang beroperasi di Indonesia adalah jalur Samarang-Tanggung, yang dibangun oleh NIS dan diresmikan pada tahun 1867.