Dari Vasal Majapahit hingga Hegemoni Bali, Sejarah Kerajaan Gelgel yang Tak Banyak Diketahui

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Sejarah Kerjaan Gelgel.
Ilustrasi - Sejarah Kerjaan Gelgel.

Intisari-online.com - Kerajaan Gelgel adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Pulau Bali.

Sejarah Kerajaan Gelgel ini didirikan pada abad ke-14 oleh Ida I Dewa Ketut Angulesir, adik dari raja Samprangan yang merupakan vasal dari Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Gelgel menerapkan sistem pemerintahan yang disesuaikan dengan Majapahit, dan masyarakatnya terbagi menjadi Bali Hindu dan Bali Aga.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Gelgel berhasil menguasai seluruh Pulau Bali, Pulau Lombok, Blambangan, hingga Pasuruan.

Kerajaan ini juga dikenal sebagai pusat kebudayaan dan kesenian, serta tempat berkembangnya ajaran Hindu Dharma.

Salah satu raja yang paling terkenal dari Kerajaan Gelgel adalah Dalem Waturenggong, yang memerintah dari tahun 1458 hingga 1550.

Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana, adil, dan berwibawa.

Namun, kejayaan Kerajaan Gelgel tidak bertahan lama.

Pada abad ke-17, terjadi pemberontakan oleh I Gusti Agung Maruti.

Ia mengangkat dirinya sebagai raja baru dengan gelar.

Namun pemerintahannya tak berlangsung lama setelah direbut Dewa Agung Jambe I, dan mendirikan Kerajaan Klungkung.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tertua di Pulau Jawa yang Keberadaannya Misterius

Ia juga menyerang dan menghancurkan Kerajaan Gelgel, sehingga mengakhiri riwayat kerajaan ini.

Kerajaan Klungkung mengalami kemunduran sejak abad ke-19, akibat persaingan dengan kerajaan-kerajaan lain di Bali, terutama Kerajaan Karangasem yang bersekutu dengan Belanda.

Kerajaan Klungkung juga harus menghadapi intervensi Belanda yang ingin menguasai seluruh Bali.

Pada 1849, Belanda menyerang Klungkung, tetapi berhasil ditahan oleh pasukan Dewa Agung Istri Kanya.

Pada 1894, Belanda kembali menyerang Klungkung, tetapi kembali gagal.

Pada 1906, Belanda berhasil menguasai Badung dan Tabanan, dan menuntut agar Klungkung tunduk kepada mereka.

Dewa Agung Jambe II menolak, dan memilih untuk berperang melawan Belanda.

Pada 18 April 1908, terjadi perang Puputan Klungkung, yaitu perang bunuh diri massal yang dilakukan oleh raja, keluarga kerajaan, dan rakyat Klungkung.

Mereka memilih mati dengan terhormat daripada hidup dalam penjajahan.

Peristiwa ini menandai runtuhnya Kerajaan Klungkung, dan juga akhir dari perlawanan Bali terhadap Belanda.

Itulah sejarah kerajaan Gelgel akhir dari kerajaan tersebut.

Artikel Terkait