Sejarah Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tertua di Pulau Jawa yang Keberadaannya Misterius

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kerajaaan Salakanagara tercatat kerajaan tertua di Pulau Jawa.
Ilustrasi - Kerajaaan Salakanagara tercatat kerajaan tertua di Pulau Jawa.

Intisari-online.com - Salakanagara adalah nama sebuah kerajaan yang diyakini sebagai kerajaan tertua di pulau Jawa bahkan di nusantara yang berdiri antara abad ke-2 dan ke-3 Masehi.

Kerajaan ini juga dianggap sebagai leluhur dari suku Sunda, karena wilayah dan peradaban keduanya sama persis.

Namun, sejarah kerajaan ini cukup misterius, karena terbatasnya sumber sejarah dan arkeologi yang bisa membuktikan keberadaannya.

Artikel ini akan mengungkap sejarah, letak, raja-raja, kejayaan, dan peninggalan dari kerajaan Salakanagara, kerajaan Hindu pertama di pulau Jawa.

Sejarah Kerajaan Salakanagara

Sumber sejarah utama tentang kerajaan Salakanagara adalah naskah Wangsakerta Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, yang disusun pada abad ke-17 oleh dewan yang dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta dari Cirebon.

Naskah ini menyebutkan bahwa kerajaan Salakanagara didirikan oleh Dewawarman I, yang memerintah antara tahun 130-168 M dengan gelar Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara.

Dewawarman I adalah seorang pedagang dari India yang menetap di Teluk Lada, Pandeglang, dan menikahi putri dari Aki Tirem, kepala daerah setempat.

Dari pernikahan ini, lahir Dewawarman II, yang kemudian menjadi raja kedua Salakanagara.

Nama Salakanagara berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "negara perak". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Salakanagara adalah pembuat perak yang handal.

Selain itu, mereka juga berdagang dengan negara-negara lain, terutama Cina.

Beberapa catatan perjalanan dari Cina menyebutkan adanya hubungan dagang antara Salakanagara dengan dinasti Han pada abad ke-3 M.

Baca Juga: Jadi Saksi Pertumpahan Darah Di Awal Berdirinya Kerajaan Singasari, Inilah Kisah Keris Mpu Gandring

Bahkan, ada dugaan bahwa Salakanagara adalah salah satu negara yang mengirimkan upeti kepada Cina pada tahun 220 M.

Kerajaan Salakanagara berlangsung selama 232 tahun, dengan 11 raja yang memerintah secara turun-temurun.

Raja terakhir Salakanagara adalah Dewawarman IX, yang memerintah pada tahun 362 M.

Setelah itu, kerajaan ini berada di bawah pemerintahan kerajaan Tarumanegara, yang berpusat di Jawa Barat.

Letak dan Peta Wilayah Kerajaan Salakanagara

Wilayah kekuasaan kerajaan Salakanagara meliputi daerah Jawa bagian barat, termasuk pulau-pulau yang terletak di sebelah barat pulau Jawa dan laut yang membentang sampai pulau Sumatera.

Menurut naskah Wangsakerta, ibukota kerajaan ini berada di Kota Merak saat ini.

Namun, tidak ada bukti arkeologis yang bisa memastikan hal ini.

Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa ibukota kerajaan ini mungkin berada di daerah Pandeglang, Banten, atau di daerah Bogor, Jawa Barat.

Berikut adalah peta wilayah kerajaan Salakanagara, yang dibuat berdasarkan naskah Wangsakerta:

Raja-raja Kerajaan Salakanagara

Baca Juga: Jejak Sejarah Kerajaan Siau, Merupakan Kerajaan Kristen Pertama di Sulawesi Utara yang Bertahan Empat Abad

Berikut adalah daftar raja-raja kerajaan Salakanagara, beserta masa pemerintahannya, menurut naskah Wangsakerta:

1. Maharaja Dewawarman I (130 – 168 M)2. Maharaja Dewawarman II (168 – 195 M)3. Maharaja Dewawarman III (195 – 238 M)4. Maharaja Dewawarman IV (238 – 251 M)5. Mahisa Suramardini Warmamdewi (251 – 276 M)6. Maharaja Dewawarman V (276 – 289 M)7. Maharaja Dewawarman VI (289 – 308 M)8. Maharaja Dewawarman VII (308 – 340 M)9. Senopati Krodamaruta (340 M)10. Spartikarnawa Warmandewi (340 – 348 M)11. Maharaja Dewawarman VIII (348 – 362 M)

Dari daftar ini, terlihat bahwa ada dua raja wanita yang memerintah kerajaan Salakanagara, yaitu Mahisa Suramardini Warmamdewi dan Spartikarnawa Warmandewi.

Kedua raja wanita ini adalah putri dari raja sebelumnya, yang tidak memiliki putra sebagai pewaris.

Selain itu, ada juga raja yang memerintah hanya dalam waktu singkat, yaitu Senopati Krodamaruta, yang hanya memerintah selama satu tahun.

Kejayaan Kerajaan Salakanagara

Kerajaan Salakanagara mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Dewawarman III, yang memerintah antara tahun 195-238 M.

Pada masa ini, kerajaan ini berhasil menguasai beberapa kerajaan bawahan, yaitu kerajaan Ujung Kulon dan kerajaan Tanjung Kidul.

Kerajaan Ujung Kulon berada di ujung barat pulau Jawa, sedangkan kerajaan Tanjung Kidul berada di ujung selatan pulau Jawa.

Kedua kerajaan ini menjadi sumber pendapatan bagi kerajaan Salakanagara, karena memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti emas, perak, rempah-rempah, dan kayu.

Selain itu, kerajaan Salakanagara juga menjalin hubungan dagang yang baik dengan negara-negara lain, terutama Cina.

Kerajaan ini mengirimkan barang-barang seperti perak, emas, kain, mutiara, dan rempah-rempah ke Cina, dan menerima barang-barang seperti sutra, porselen, kaca, dan perhiasan dari Cina.

Baca Juga: Perlak ke Aceh Darussalam, Ini Perjalanan Sejarah Kerajaan Islam di Aceh

Hubungan dagang ini membuat kerajaan Salakanagara menjadi kaya dan makmur.

Peninggalan Kerajaan Salakanagara

Sayangnya, tidak banyak peninggalan kerajaan Salakanagara yang bisa ditemukan hingga saat ini.

Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor alam, seperti banjir, tanah longsor, atau erosi, yang menghapus jejak-jejak sejarah kerajaan ini.

Namun, ada beberapa peninggalan yang diduga berasal dari kerajaan Salakanagara, yaitu:

- Menhir Cihunjuran, yaitu batu tegak yang berukir gambar manusia, binatang, dan tumbuhan, yang berada di desa Cihunjuran, Pandeglang.

Menhir ini diduga sebagai batu peringatan atau batu nisan dari raja-raja Salakanagara.

- Dolmen, yaitu batu datar yang ditopang oleh batu-batu tegak, yang berada di desa Cipancar, Pandeglang.

Dolmen ini diduga sebagai tempat pemujaan atau tempat penguburan dari masyarakat Salakanagara.

- Batu Magnit, yaitu batu yang memiliki sifat magnetik, yang berada di desa Cibitung, Pandeglang.

Batu ini diduga sebagai benda pusaka atau benda ajaib dari kerajaan Salakanagara.

- Batu Dakon, yaitu batu yang berbentuk seperti papan dakon, yaitu permainan tradisional yang menggunakan biji-bijian, yang berada di desa Cikadu, Pandeglang.

Batu ini diduga sebagai alat permainan atau alat pendidikan dari masyarakat Salakanagara.

- Air Terjun Curug Putri, yaitu air terjun yang berada di desa Cibitung, Pandeglang.

Air terjun ini diduga sebagai tempat mandi atau tempat bersuci dari putri-putri kerajaan Salakanagara.

Itulah sejarah kerjaan Salakanagara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa bahkan disebut cikal-bakal kerajaan Tarumanegara.

Artikel Terkait