Kisah Uni Soviet Akui Kemerdekaan Indonesia 27 Desember 1949 di Hadapan Belanda

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Uni Soviet akui kemerdekaan Indonesia pasca Konferensi Meja  Bundar di Den Haag Belanda.
Uni Soviet akui kemerdekaan Indonesia pasca Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda.

Intisari-online.com -Pada 27 Desember 1949, Indonesia secara resmi mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.

Pada saat itu ada Uni Soviet akui kemerdekaan Indonesia.

Kebetulan,sebelum Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, ada satu negara yang lebih dulu melakukannya, yaitu Uni Soviet.

Uni Soviet adalah negara komunis yang terdiri dari 15 republik, termasuk Rusia, Ukraina, dan Belarus.

Uni Soviet merupakan salah satu kekuatan besar di dunia yang bersaing dengan Amerika Serikat dalam Perang Dingin.

Hubungan Indonesia dan Uni Soviet dimulai sejak 1950, ketika kedua negara menjalin hubungan diplomatik.

Uni Soviet tertarik dengan Indonesia karena melihat potensi negara baru yang berada di kawasan strategis dan memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Uni Soviet juga mendukung perjuangan Indonesia melawan penjajahan Belanda, yang merupakan musuhnya di Eropa.

Uni Soviet memberikan bantuan politik, militer, dan ekonomi kepada Indonesia, termasuk menyediakan senjata, pesawat, kapal, dan alat berat.

Salah satu contoh bantuan Uni Soviet adalah pengiriman kapal perang KRI Irian 201, yang digunakan oleh Indonesia untuk merebut kembali Irian Barat dari Belanda pada 1961.

Kapal ini merupakan hadiah dari Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, kepada Presiden Indonesia, Soekarno.

Baca Juga: Perlak ke Aceh Darussalam, Ini Perjalanan Sejarah Kerajaan Islam di Aceh

Uni Soviet juga membangun beberapa proyek besar di Indonesia, seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, dan Pabrik Gula Krebet.

Uni Soviet juga memberikan beasiswa kepada ribuan mahasiswa Indonesia untuk belajar di universitas-universitasnya.

Pengakuan Uni Soviet terhadap kemerdekaan Indonesia dilakukan secara rahasia melalui telegram yang dikirim oleh Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Andrey Vyshinsky, kepada Perdana Menteri Indonesia, Mohammad Hatta, pada 28 Desember 1949.

Bunyinya: "Atas nama pemerintah Uni Soviet, saya dengan hormat menginformasikan kepada Anda, sejak pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada 27 Desember 1949 di Den Haag, Belanda, pemerintah Uni Soviet memutuskan mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia dan akan membangun hubungan diplomatik dengan Indonesia."

Telegram ini baru diketahui oleh publik pada 1960, ketika Khrushchev mengumumkannya dalam pidatonya di Jakarta.

Khrushchev mengatakan bahwa Uni Soviet adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, bahkan sebelum Belanda.

Pengakuan Uni Soviet ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki teman dan sekutu di dunia internasional, yang siap membantu dan mendukungnya dalam menghadapi tantangan dan ancaman.

Itulah sejarah Uni Soviet akui kemerdekaan Indonesia di hadapan Belanda.

Hubungan Indonesia dan Uni Soviet terus berkembang hingga akhirnya Uni Soviet bubar pada 1991.

Artikel Terkait