Segera setelah menerima penyerahan kekuasaan, Muawiyah I mendirikan Kekhalifahan Bani Umayyah dengan pusat pemerintahan di Damaskus, Suriah.
Dalam menjalankan pemerintahanya, Muawiyah I mengganti sistem pengangkatan khalifah, yang sebelumnya menganut sistem pemilihan menjadi sistem dinasti atau secara turun-temurun.
Langkah Muawiyah I jelas melanggar salah satu poin kesepakatannya dengan Hasan yang menyatakan bahwa setelah Muawiyah I, pemilihan atau pengangkatan khalifah harus diserahkan kembali pada Hasan dan musyawarah umat Muslim.
Meski demikian, Muawiyah I tetap menobatkan putranya, Yazid bin Muawiyah, sebagai putra mahkota yang akan menggantikan kedudukannya.
Untuk mengamankan pencalonan putranya, Muawiyah I melakukan berbagai pendekatan kepada para pemuka masyarakat hingga seluruh lapisan masyarakat.
Dia bahkan mendekati para penentang keputusannya satu per satu, agar dapat menerima pencalonan putranya.
Meski masih banyak masyarakat yang menyangsikan keputusan Muawiyah I, Kekhalifahan Bani Umayyah di Damaskus dapat berdiri selama 90 tahun dengan sistem pengangkatan khalifah secara turun-temurun.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR