Lalu terjadilah Perang Jamal atau Perang Unta pada 656, yang sekaligus mendandai dimulainya Perang Saudara Islam I.
Setelah itu, umat Muslim terlibat dalam Perang Shiffin, hingga adanya pengkhianatan golongan Khawarij yang mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Ali.
Setelah Ali wafat, putra tertuanya, Hasan bin Ali dibaiat oleh orang-orang Madinah menjadi khalifah selanjutnya.
Tapi sekitar tiga bulan setelah dibaiat, Hasan bin Ali memilih menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah I.
Peristiwa penyerahan kepemimpinan dari Hasan kepada Muawiyah kemudian dikenal sebagai Amul Jamaah atau Tahun Persatuan.
Hasan bin Ali memilih menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah I guna menghindari perang berkepanjangan dan mencegah tragedi seperti terbunuhnya Utsman, Perang Jamal, Perang Shiffin, dan pengkhianatan golongan Khawarij kembali terjadi.
Kendati demikian, penyerahan kekuasaan juga disertai beberapa syarat dari Hasan.
Berikut beberapa persyaratan dari Hasan yang tertuang dalam perjanjiannya dengan Muawiyah I.
- Muawiyah I tidak menaruh dendam terhadap penduduk Madinah, Hijaz, dan Irak
- Muawiyah I harus membayar utang-utangnya (kepada Hasan dan Husain dengan sejumlah uang dari pajak)
- Setelah Muawiyah I, pemilihan atau pengangkatan khalifah harus diserahkan kembali padanya dan musyawarah umat Muslim.
Perjanjian damai tersebut terjadi pada 41H/661M, yang kemudian dikenal sebagai Tahun Persatuan atau Amul Jamaah, karena umat Muslim bersatu dalam satu kepemimpinan, yakni kepemimpinan Muawiyah I.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR