Intisari-online.com - Kalimantan adalah pulau yang kaya akan keanekaragaman budaya dan tradisi.
Salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat adat Kalimantan adalah upacara adat Mantat Tu’ Mate.
Upacara ini merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada orang tua yang telah meninggal dunia, serta melepas kesialan bagi keluarga almarhum.
Upacara adat Mantat Tu’ Mate dilakukan oleh suku Dayak Taman dari Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Suku Dayak Taman adalah salah satu suku Dayak yang tinggal di daerah hulu Kalimantan, sebagian besar berada di tepi sungai dan hutan.
Suku ini memiliki budaya yang unik dan khas, seperti rumah betang, seni tari, dan musik tradisional.
Upacara adat Mantat Tu’ Mate berlangsung selama tujuh hari berturut-turut dengan iringan musik dan tarian sebelum jenazah dikebumikan.
Upacara ini merupakan bagian dari ritual Tiwah, yaitu upacara adat lainnya yang dilakukan oleh suku Dayak untuk mengantar roh leluhur ke sanak saudara yang sudah meninggal dunia.
Dalam prosesi upacara adat Mantat Tu’ Mate, keluarga dan para pengantar menari memutari peti jenazah dari luar masuk ke dalam rumah sebanyak tiga kali dengan diiringi tetabuhan dengan bunyi khusus.
Tarian ini juga diikuti doa dan menebas kayu yang nantinya akan dibuang jauh untuk membuang sial dan membuang semua perasaan di dunia.
Bagi masyarakat adat Dayak, taman upacara adat ini harus terus dilaksanakan sebagai warisan budaya dan kepercayaan masyarakat adat dayak taman.
Baca Juga: Sebagai Benteng Penjaga Tradisi, Yuk Mengenal Rumah Adat Suku Dayak Di Kalimantan
Bagi masyarakat adat Dayak, taman upacara adat Mantat Tu’ Mate memiliki makna bukan lagi dukacita, melainkan pesta memperingati bahwa almarhum telah lepas dari kehidupan duniawi dan berjalan ke kehidupan lain dengan diiringi doa-doa.
Upacara adat Mantat Tu’ Mate adalah salah satu contoh dari keragaman budaya Indonesia yang patut kita lestarikan.
Upacara ini menunjukkan bahwa setiap suku memiliki cara sendiri untuk menghadapi kematian dan menghormati orang tua.
Upacara ini juga mengajarkan kita tentang nilai-nilai spiritualitas, kesetiaan, dan gotong royong dalam masyarakat.