Sebagai Benteng Penjaga Tradisi, Yuk Mengenal Rumah Adat Suku Dayak Di Kalimantan

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Rumah Betang Ensaid Panjang, salah satu rumah adat suku Dayak yang ada di Kalimantan Barat.
Rumah Betang Ensaid Panjang, salah satu rumah adat suku Dayak yang ada di Kalimantan Barat.

Rumah Betang Ensaid Panjang, salah satu rumah adat suku Dayak yang ada di Kalimantan Barat.

Intisari-Online.com -Bagi sebagian masyarakat adat di Indonesia, rumah tak sekadar sebagai rumah tinggal.

Bagi mereka, termasuk masyarakat adat Suku Dayak di Kalimantan, rumah adalah penjaga tradisi dan sistem nilai dalam masyarakat tersebut.

Suku Dayak merupakan penduduk asli yang mendiami pulau Kalimantan.

Sama seperti daerah lainnya, Suku Dayak memiliki beragam rumah adat.

Berikut macam-macam rumah adat Suku Dayak, yaitu:

Rumah Adat Betang Khas Kalimantan Tengah

Salah satu rumah adat yang berada di Kalimantan Tengah adalah rumah adat Betang.

Rumah adat ini dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai dengan pemukiman utama bagi masyarakat suku Dayak.

Rumah Adat Betang memiliki bentuk seperti rumah panggung serta dibuat secara memanjang.

Terdapat beberapa rumah Betang yang dibuat, memiliki panjang hingga 150 meter serta lebarnya hingga 30 meter.

Karena bentuk rumah yang besar, biasanya dihuni oleh banyak penduduk setidaknya minimal 100 orang dalam satu rumah.

Rumah adat Batang juga dapat dikatakan sebagai salah satu rumah suku terbesar.

Di dalamnya terdapat juga satu keluarga besar sebagai penghuni utama serta dipimpin oleh seorang kepala yang bernama Pam Bakas Lewu.

Rumah adat ini juga tidak menjadi sebuah rumah tinggal yang mewah.

Melainkan sebuah hunian sederhana agar masyarakat kemudian dapat tinggal dengan damai di dalamnya serta dapat hidup secara normal.

Di dalam rumah Betang ini juga terdapat beberapa aspek penting, seperti:

- Aspek penghunian yang merupakan sebuah struktur multi-keluarga permanen yang tinggal bersama di dalamnya.

- Aspek hukum karena di dalamnya memiliki sebuah aspek kepemilikan yang jelas. Rumah ini juga dimiliki oleh semua keluarga secara bersama untuk menguasai semua tanah di wilayah rumah Betang.

- Aspek ekonomi karena rumah Betang juga memiliki peran yang sangat penting dalam distribusi arus tenaga serta pembagian hasil antarkeluarga yang ada di dalamnya.

Rumah Betang Muara Mea

Rumah Betang Muara Mea umumnya berlokasi di sebuah desa bernama Muara Mea.

Rumah Muara Mea sendiri memiliki tampilan modern karena pada dindingnya diberikan cat serta dilukis sehingga membuatnya lebih menarik dan indah dipandang.

Lukisan dan gambar yang berada pada dinding rumah adat ini kemudian dibuat sebagai salah satu identitas yang sangat khas dari masyarakat Suku Dayak.

Rumah Betang Damang Batu

Masyarakat Suku Dayak sendiri juga sangat menjaga keasrian lingkungan sekitar.

Masyarakat Suku Dayak kerap menjaga keasrian lingkungan sekitar.

Rumah adat Kalimantan Tengah yang berlokasi di Desa Tumbang Anoi bernama rumah Betang Damang Batu.

Rumah adat ini menjadi tempat berkumpul seluruh kepala suku Dayak di Kalimantan.

Bahkan difungsikan juga sebagai tempat untuk perjanjian damai.

Keunikan dan ciri khas Rumah Betang Damang Batu adalah umurnya yang sudah tua, dibangun sejak tahun 1868 dan menjadi rumah adat tertua di Kalimantan Tengah.

Rumah ini juga dibangun dengan arah menghadap ke sungai Kahayan serta memiliki pemandangan yang sangat indah.

Rumah Betang Pasir Panjang

Rumah Betang Pasir Panjang sebagai rumah adat yang bisa kamu temui pada daerah Kotawaringin Barat.

Pangkalan Bun sendiri menjadi ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat dan memiliki istilah atau julukan sebagai Kota Manis dengan kepanjangan Minat Aman Nikmat Indah Segar.

Terdapat banyak sekali destinasi wisata menarik yang bisa kamu temui pada daerah ini, salah satunya ialah Taman Nasional Tanjung Puting.

Kotawaringin Barat ini juga menjadi salah satu daerah terbanyak ditinggali oleh masyarakat suku Dayak serta termasuk salah satu masyarakat yang juga meninggali rumah adat Betang Pasir Panjang.

Hingga kini rumah adat ini juga masih tetap dihuni untuk dapat menjaga kelestariannya.

Secara arsitektur, rumah Betang Pasir Panjang memiliki ukuran yang lebih besar dengan atap yang menjulang tinggi.

Pintu masuk dari rumah Betang Pasir Panjang ini juga berada pada sisi sampingnya serta bukan terdapat pada sisi yang memanjang seperti pada rumah adat pada umumnya.

Karena ukurannya yang besar, pondasi serta struktur penyangga kayunya juga terlihat lebih kokoh untuk menopang seluruh bangunannya yang berat.

Rumah Betang Toyoi

Rumah adat Betang Toyoi diambil dari nama yang berasal dari seseorang yang membangun rumah adat ini, yaitu Toyoi Panji.

Rumah ini juga terletak di Desa Rumbang Malahoi dan masih belum diketahui kapan pertama kali dibangun.

Betang selain berfungsi sebagai tempat tinggal, juga difungsikan sebagai area tinggal secara pluralisme yang menghargai perbedaan keyakinan dari tetangga yang ada di dalamnya.

Di dalam Betang Toyoi, masyarakat juga belajar untuk saling menghargai kerukunan antaragama yang berbeda.

Rumah adat Betang Toyoi dibangun menggunakan dari kayu ulin yang tahan lama.

Salah satu kelebihan dari kayu ulin ialah mampu bertahan hingga ratusan tahun.

Rumah adat ini juga dibuat tak dengan menggunakan kayu sama sekali namun memiliki ketahanan yang tinggi terhadap berbagai bencana yang mungkin hadir seperti gempa.

Rumah ini juga tetap kuat berdiri meskipun dihuni oleh lebih dari 10 keluarga di dalamnya.

Tiang pada area dalam rumah adat Betang Toyoi memiliki bentuk persegi yang terlihat sangat unik.

Meskipun demikian rumah ini dibangun tanpa memanfaatkan teknologi maju, keunikannya sendiri dapat terlihat pada setiap sudut areanya.

Rumah Lamin

Rumah Lamin merupakan rumah adat suku Dayak Kenyah dengan bentuk memanjang serta bertipe panggung.

Dengan panjang mencapai 200 meter serta jarak kolong rumah sekitar 3 meter, rumah ini juga dihuni beberapa keluarga yang kemudian dipisahkan dengan ruangan masing-masing.

Bagian depan rumah Lamin juga berguna untuk menerima tamu serta difungsikan sebagai tempat berbagai upacara adat, sementara pada bagian belakangnya berisi kamar-kamar dengan ukuran yang sangat luas.

Rumah lamin juga ditopang tiang-tiang besar dengan ukiran motif khas suku Dayak untuk dapat menghalau roh jahat.

Lantai rumah ini juga terdiri dari sejumlah balok kayu yang kemudian tersusun rapi dengan pintu masuk dari samping yang terhubung dengan anak tangga.

Artikel Terkait