Kesultanan Deli memiliki kebudayaan yang beragam dan unik, yang merupakan perpaduan antara budaya Melayu, Aceh Darussalam, Minangkabau Batak Arab India Cina Eropa.
Kesultanan Deli juga memiliki sistem pemerintahan yang absolutis, yang menganggap sultan sebagai wakil Allah di bumi.
Kesultanan Deli juga memiliki warisan budaya yang luar biasa, seperti masjid istana benteng museum seni kaligrafi seni sastra seni musik.
Kesultanan Serdang memiliki kebudayaan yang khas dan berpengaruh, yang merupakan refleksi dari ajaran Islam yang kuat dan ortodoks.
Kesultanan Serdang juga memiliki sistem pemerintahan yang demokratis, humanis, serta berperilaku sosial .
Kesultanan Serdang juga memiliki warisan budaya yang berharga, seperti masjid istana makam seni ukir seni sastra seni musik.
Hubungan
Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang memiliki hubungan yang kompleks dan dinamis, yang terkadang bersifat harmonis dan terkadang bersifat konfliktif. Pada awalnya kedua kesultan.
Pada awalnya, kedua kesultanan ini merupakan bawahan dari Kesultanan Aceh Darussalam, yang memberikan perlindungan dan pengakuan kepada mereka.
Namun, seiring dengan perkembangan kedua kesultanan ini, terjadi beberapa kali pemberontakan dan perang antara mereka, yang berujung pada kemerdekaan kedua kesultanan ini dari Aceh Darussalam.
Pada masa penjajahan Belanda, kedua kesultanan ini memiliki sikap yang berbeda. Kesultanan Deli cenderung bersikap kooperatif dan akomodatif terhadap Belanda, yang memberikan kesempatan bagi Kesultanan Deli untuk tetap eksis dan berkembang.
Sementara itu, Kesultanan Serdang cenderung bersikap resisten dan militan terhadap Belanda, yang menyebabkan perang Serdang yang berlangsung selama 12 tahun dan mengakhiri keberadaan Kesultanan Serdang.
Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang adalah dua kerajaan Islam terakhir yang berdiri di Sumatera sebelum runtuh akibat penjajahan Belanda pada abad ke-20.
Kedua kerajaan tersebut memiliki perbedaan dan persamaan dari segi asal-usul, perkembangan, kebudayaan, dan hubungan dengan kerajaan lain.
Kedua kerajaan tersebut juga memiliki kontribusi dan warisan yang penting bagi sejarah dan budaya Sumatera khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR