Kekayaan Palestina, Negara yang Kaya Sumber Daya Alam tapi Miskin Karena Pendudukan Israel

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Palestina merupakan negara yang menyimpan kekayaan alam namun miskin akibat invasi Israel.
Ilustrasi - Palestina merupakan negara yang menyimpan kekayaan alam namun miskin akibat invasi Israel.

Intisari-online.com -Palestina adalah sebuah negara yang terletak di Timur Tengah, yang berbatasan dengan Israel, Yordania, Mesir, dan Laut Tengah.

Palestina memiliki luas wilayah sekitar 6.220 km2, dengan jumlah penduduk sekitar 5,1 juta jiwa.

Palestina memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, yang melibatkan konflik, perjuangan, dan aspirasi kemerdekaan dari berbagai pihak.

Salah satu isu yang paling menonjol dalam sejarah Palestina adalah pendudukan Israel, yang dimulai sejak tahun 1948, ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya setelah Perang Arab-Israel.

Sejak saat itu, Israel terus menguasai sebagian besar wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, yang dianggap sebagai wilayah ilegal oleh komunitas internasional.

Pendudukan Israel tidak hanya berdampak pada aspek politik, sosial, dan kemanusiaan, tetapi juga pada aspek ekonomi Palestina.

Israel melakukan berbagai kebijakan yang membatasi akses, impor, dan ekspor barang-barang ke Palestina, serta mengambil alih sumber daya alam seperti air, tanah, dan minyak bumi.

Akibatnya, Palestina mengalami kemiskinan, pengangguran, inflasi, dan ketergantungan pada bantuan asing.

Padahal, Palestina sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang besar, jika mereka memiliki kedaulatan penuh atas wilayahnya.

Palestina memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti air, hasil hutan, pertanian, peternakan, perikanan, dan minyak bumi.

Palestina juga memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, dengan tingkat melek huruf yang tinggi, serta budaya dan sejarah yang kaya.

Baca Juga: Dari Gembala Kambing hingga Aktivis, Sejarah dan Makna di Balik Keffiyeh Palestina

Namun, potensi tersebut tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh Palestina, karena hambatan-hambatan yang dibuat oleh Israel.

Misalnya, Israel mengontrol sekitar 80% dari sumber air di Tepi Barat, dan hanya mengalokasikan sekitar 20% untuk Palestina, sementara sisanya digunakan untuk pemukiman Yahudi.

Israel juga menghalangi pembangunan infrastruktur, seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi, di wilayah Palestina.

Israel juga mengenakan tarif dan pajak yang tinggi untuk barang-barang yang masuk dan keluar dari Palestina, serta menghambat pergerakan orang dan barang dengan menggunakan tembok, pos pemeriksaan, dan blokade.

Dengan kondisi seperti ini, tidak mengherankan jika Palestina menjadi salah satu negara termiskin di dunia, dengan pendapatan per kapita sekitar $3.000 per tahun, dan tingkat kemiskinan sekitar 30%.

Palestina juga sangat bergantung pada bantuan asing, yang mencapai sekitar 40% dari produk domestik bruto (PDB) Palestina.

Bantuan asing tersebut berasal dari negara-negara donor, seperti Yordania, Qatar, Arab Saudi, Mesir, Siprus, Uni Emirat Arab, dan lainnya.

Palestina adalah negara yang kaya sumber daya alam, tapi miskin karena pendudukan Israel.

Palestina berhak mendapatkan kemerdekaan dan kedaulatan penuh atas wilayahnya, agar bisa membangun ekonomi yang mandiri dan sejahtera.

Palestina juga berhak mendapatkan dukungan dan solidaritas dari komunitas internasional, agar bisa mengakhiri konflik dan pendudukan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Palestina adalah negara yang pantas untuk hidup damai dan sejahtera.

Artikel Terkait