Kerajaan Aceh Darussalam: Kerajaan Islam Terakhir yang Bertahan dari Serangan Belanda

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh menyerang Portugis di Malaka.
Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh menyerang Portugis di Malaka.

Intisari-online.com - Kerajaan Aceh Darussalam adalah salah satu kerajaan Islam terbesar dan terkuat di Nusantara yang berdiri sejak abad ke-13 hingga abad ke-20.

Kerajaan ini terletak di ujung utara Pulau Sumatera dan memiliki hubungan dagang dengan berbagai negara di Asia, Eropa, dan Afrika.

Kerajaan Aceh Darussalam juga dikenal sebagai kerajaan Islam terakhir yang bertahan dari serangan Belanda yang berusaha menguasai seluruh wilayah Indonesia.

Asal-usul Kerajaan Aceh Darussalam tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa versi yang berbeda.

Salah satu versi menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah yang berasal dari Kerajaan Pasai.

Versi lain menyebutkan bahwa kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Lamuri yang sudah ada sejak abad ke-7.

Yang pasti, Kerajaan Aceh Darussalam mulai berkembang pesat setelah menerima pengaruh Islam dari para pedagang dan ulama yang datang dari Timur Tengah dan India.

Kebudayaan Kerajaan Aceh Darussalam sangat kaya dan beragam.

Kerajaan ini memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan berdasarkan hukum Islam.

Kerajaan ini juga memiliki lembaga pendidikan yang maju, seperti Dayah dan Meunasah, yang mengajarkan ilmu agama, sastra, sejarah, matematika, astronomi, dan kedokteran.

Kerajaan ini juga menghasilkan banyak karya seni dan sastra yang terkenal, seperti Bustan al-Salatin, Hikayat Aceh, Hikayat Prang Sabi, dan Syair Siti Zubaidah.

Baca Juga: Inilah Kerajaan Islam di Sulawesi, Dari Gowa-Tallo hingga Bone

Perjuangan Kerajaan Aceh Darussalam melawan Belanda dimulai sejak abad ke-16, ketika Belanda mulai masuk ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah.

Kerajaan Aceh Darussalam tidak mau tunduk kepada Belanda dan berusaha mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya.

Kerajaan ini juga membantu kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berperang melawan Belanda, seperti Kerajaan Banten, Kerajaan Mataram, dan Kerajaan Gowa.

Salah satu tokoh yang paling berjasa dalam perjuangan Kerajaan Aceh Darussalam adalah Sultan Iskandar Muda.

Sultan ini memimpin kerajaan dari tahun 1607 hingga 1636 dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencapai Selat Malaka, Sumatera Barat, dan Jawa Barat.

Sultan ini juga membangun banyak benteng, masjid, istana, dan pelabuhan yang megah dan kokoh.

Sultan ini juga dikenal sebagai sultan yang cinta ilmu dan seni, serta memiliki hubungan baik dengan negara-negara asing, seperti Inggris, Turki, dan Persia.

Perjuangan Kerajaan Aceh Darussalam berlanjut hingga abad ke-19, ketika Belanda mulai menerapkan politik tanam paksa dan eksploitasi sumber daya alam di Indonesia.

Kerajaan Aceh Darussalam menolak untuk menandatangani perjanjian dengan Belanda yang mengakui kekuasaan Belanda atas seluruh wilayah Indonesia.

Kerajaan ini juga menolak untuk membayar pajak dan memberikan konsesi kepada Belanda.

Hal ini membuat Belanda marah dan memutuskan untuk menyerang Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1873.

Perang Aceh, atau yang dikenal juga sebagai Perang Serambi Mekkah, adalah perang yang paling panjang dan paling sengit dalam sejarah Indonesia.

Perang ini berlangsung selama 40 tahun, dari tahun 1873 hingga 1913.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Aceh, Kemegahan dan Kejayaan di Ujung Sumatera di Bawah Sultan Iskandar Muda

Perang ini melibatkan rakyat Aceh yang berjuang dengan semangat jihad dan kesetiaan kepada Allah dan Nabi Muhammad.

Perang ini juga melibatkan para pejuang wanita yang disebut Inong Balee, yang berani menghadapi musuh dengan senjata tajam dan senapan.

Perang Aceh berakhir dengan kemenangan Belanda, setelah Belanda berhasil menangkap dan membunuh Panglima Besar Tengku Umar pada tahun 1899, dan menangkap dan mengasingkan Sultan Muhammad Daud Syah pada tahun 1903.

Namun, perlawanan rakyat Aceh tidak berhenti sampai di situ.

Mereka terus melakukan gerilya dan pemberontakan hingga tahun 1913, ketika Belanda berhasil menguasai seluruh wilayah Aceh.

Kerajaan Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam terakhir yang bertahan dari serangan Belanda.

Kerajaan ini memiliki sejarah yang panjang dan gemilang, serta perjuangan yang heroik dan menginspirasi.

Kerajaan ini juga memiliki kebudayaan yang kaya dan unik, yang masih terjaga hingga saat ini.

Kerajaan Aceh Darussalam adalah salah satu warisan sejarah dan budaya yang patut dibanggakan oleh bangsa Indonesia.

Artikel Terkait