Menjadi Salah Satu Kekayaan Tradisi Negeri, Inilah Jenis-jenis Folklor Yang Ada Di Indonesia

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Ada beberapa jenis folklor yang ada di Indonesia. Mulai dari lisan, untuk lisan, dan nonlisan. Semuanya bagian dari kekayaan tradisi negeri.
Ada beberapa jenis folklor yang ada di Indonesia. Mulai dari lisan, untuk lisan, dan nonlisan. Semuanya bagian dari kekayaan tradisi negeri.

Ada beberapa jenis folklor yang ada di Indonesia. Mulai dari lisan, untuk lisan, dan nonlisan. Semuanya bagian dari kekayaan tradisi negeri.

Intisari-Online.com -Tidak bisa tidak, folklor atau cerita rakyat adalah salah satu satu kekayaan tradisi bangsa Indonesia.

Ia, tradisi folklor itu, maujud dari Sabang di Aceh hingga Merauke di Papua.

Lalu seperti apa ciri-ciri dan jenis-jenis folklor di Indonesia?

Folklor alias cerita rakyat merupakan salah satu cara untuk melacakjejak sejarah pada masa pra-aksara.

Folklor juga dapat diartikan sebagai adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diturunkan secara turun-temurun, dan tidak dibukukan.

Menurut bukuPendidikan Seni Rupa Estetik Sekolah Dasar (2020) oleh Arina Restian, folklor sering diidentikan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat.

Di dalam masyarakat Indonesia, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan agama masing-masing telah mengembangkan folklornya sendiri-sendiri sehingga di Indonesia terdapat aneka ragam folklor.

Kata folklor merupakan pengindonesiaan dari Bahasa Inggris.

Kata tersebut merupakan kata majemuk yang berasal dari dua kata dasar yaitu folk dan lore.

Ciri-ciri folklor

Agar dapat membedakan antara folklor dengan kebudayaan lainnya, harus diketahui ciri-ciri utama folklor.

Folklor memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Penyebaran dan pewairsannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

2. Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.

3. Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan.

4. Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya.

5. Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata pembukanya misalnya, menurut sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam Bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).

6. Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.

7. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.

8. Menjadi milik bersama dari masyarakat tertentu.

9. Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal ini disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi yang jujur.

Jenis-jenis folklor

Seorang ahli folklor AS bernama Jan Harold Brunvand pada tahun 1955 membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yakni:

1. Folklor lisan

Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental yang meliputi:

- Bahasa rakyat seperti logat bahasa, slang, bahasa tabu, otomatis Ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran

- Pertanyaan tradisional yang dikenal sebagai teka-teki Sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair

- Cerita prosa rakyat, yaitu mite, legenda, dan dongeng, seperti Malin Kundang dari Sumatera Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah, dan lainnya

- Nyanyian rakyat

2. Folklor sebagai lisan

Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial yang meliputi:

- Kepercayaan atau takhayul

- Permainan dan hiburan rakyat setempat

- Teater rakyat, seperti lenong, ketoprak, dan ludruk

- Tari rakyat, seperti tayuban, doger, jaran kepang, dan ngibing

- Adat kebiasaan, seperti pesta selamatan dan khitanan

- Pesta rakyat tradisional seperti bersih desa dan meruwat

3. Folklor bukan lisan

Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi:

- Arsitektur bangunan rumah yang tradisional

- Seni kerajinan tangan tradisional

- Pakaian tradisional

- Obat-obatan rakyat

- Alat-alat musik tradisional

- Perlatan dan senjata yang khas tradisional

- Makanan dan minuman khas daerah

Itulah jenis-jenis folklor dan apa pun yang terkait dengannya.

Artikel Terkait