Untuk menyamarkan kegiatan mereka, Warok dan murid-muridnya sering melakukan pertunjukan Reog di berbagai tempat.
Mereka menggunakan topeng macan sebagai simbol keberanian dan bulu merak sebagai simbol keindahan.
Mereka juga menampilkan adegan-adegan lucu dan menghibur dengan menggunakan topeng-topeng lainnya.
Dengan demikian, mereka dapat menyampaikan pesan-pesan politik dan sosial secara terselubung.
Makna Reog Ponorogo
Reog Ponorogo memiliki makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat Ponorogo.
Topeng macan atau singo barong melambangkan kekuatan fisik dan spiritual Warok, yang mampu mengangkat beban seberat 50-60 kg tanpa menggunakan tali pengikat.
Bulu merak atau peacock feather melambangkan keindahan alam dan kesucian jiwa Warok, yang menjauhi segala bentuk nafsu duniawi.
Selain itu, Reog Ponorogo juga memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan cerita-cerita legenda di daerah setempat.
Salah satu cerita yang populer adalah kisah Kelana Sewandana, seorang raja dari Bantarangin yang ingin melamar Dewi Sanggalangit, putri raja dari Kediri.
Untuk memenuhi syarat pernikahan, Kelana Sewandana harus mengalahkan singo barong yang menguasai hutan Roban.
Dengan bantuan sumping (anting-anting) yang berubah menjadi dua ekor merak, ia berhasil menaklukkan singo barong dan memboyongnya ke istana Kediri sebagai bukti keberaniannya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR