Mengenal Hamas, Gerakan Perlawanan Palestina yang Berasal dari Ikhwanul Muslimin

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Bagaimana asal-usul terbentuknya Hamas yang memperjuangkan wilayah Palestina?
Bagaimana asal-usul terbentuknya Hamas yang memperjuangkan wilayah Palestina?

Intisari-online.com - Hamas adalah salah satu gerakan perlawanan Palestina yang paling dikenal di dunia.

Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Hamas berasal dari sebuah organisasi Islam yang lebih tua dan lebih besar, yaitu Ikhwanul Muslimin.

Bagaimana kisah berdirinya Hamas dan apa hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin?

Berikut adalah ulasan singkatnya.

Hamas adalah singkatan dari Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah, yang berarti Gerakan Perlawanan Islam.

Nama ini dipilih oleh para pendiri Hamas pada tahun 1987, ketika mereka memutuskan untuk memisahkan diri dari Gerakan Amal, sebuah sayap sosial dari Ikhwanul Muslimin di Palestina.

Gerakan Amal didirikan pada tahun 1973 oleh Syaikh Ahmad Yasin, seorang ulama dan aktivis Islam yang juga merupakan anggota Ikhwanul Muslimin.

Ikhwanul Muslimin sendiri adalah sebuah organisasi Islam transnasional yang didirikan oleh Hasan al-Banna di Mesir pada tahun 1928.

Organisasi ini memiliki tujuan untuk mengembalikan kejayaan Islam dengan menerapkan syariah dan mendirikan negara Islam.

Ikhwanul Muslimin kemudian menyebar ke berbagai negara, termasuk Palestina, yang saat itu berada di bawah mandat Inggris.

Di Palestina, Ikhwanul Muslimin bergerak di bidang sosial, pendidikan, kesehatan, dan dakwah.

Baca Juga: Mohammed Deif, Sosok Komandan Sayap Militer Hamas Yang Dijuluki Kucing Bernyawa 9, Orang Paling Dicari Israel

Mereka juga terlibat dalam perlawanan bersenjata melawan Inggris dan Zionis, tetapi tidak seaktif dan seorganisir gerakan nasionalis sekuler seperti Fatah.

Hal ini berubah ketika Israel menduduki Gaza dan Tepi Barat pada tahun 1967, yang memicu kemarahan dan frustrasi rakyat Palestina.

Syaikh Ahmad Yasin, yang saat itu menjadi pemimpin Gerakan Amal, melihat peluang untuk menggalang dukungan rakyat dengan menawarkan bantuan sosial dan layanan kesehatan kepada para pengungsi dan korban pendudukan Israel.

Selain itu, ia juga mulai membentuk kelompok-kelompok milisi yang terlatih dan bersenjata untuk melawan Israel secara diam-diam.

Pada tahun 1987, ketika terjadi Intifadhah Pertama, sebuah pemberontakan rakyat Palestina melawan Israel, Syaikh Ahmad Yasin dan para pengikutnya memutuskan untuk mendeklarasikan diri sebagai Hamas, sebuah gerakan perlawanan Islam yang independen dari Ikhwanul Muslimin.

Mereka mengeluarkan Piagam Hamas, sebuah dokumen yang menyatakan tujuan dan prinsip mereka, termasuk penolakan terhadap solusi dua negara dan komitmen untuk menghancurkan Israel.

Meskipun Hamas lahir dari Ikhwanul Muslimin, mereka tidak sepenuhnya tunduk kepada organisasi induknya.

Hamas memiliki struktur organisasi, strategi politik, dan agenda militer yang berbeda dari Ikhwanul Muslimin.

Hamas juga lebih fokus pada isu Palestina daripada isu global Islam.

Namun, Hamas tetap menjalin hubungan baik dengan Ikhwanul Muslimin di berbagai negara, terutama di Mesir, Qatar, dan Turki.

Hamas saat ini merupakan salah satu aktor politik dan militer utama di Palestina.

Mereka menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2007, setelah mengalahkan Fatah dalam pertempuran sengit.

Mereka juga berpartisipasi dalam pemilihan umum Palestina pada tahun 2006 dan 2021, meskipun hasilnya kontroversial dan tidak diakui oleh Israel dan sebagian besar negara Barat.

Hamas terus berkonflik dengan Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai cara, mulai dari roket, bom bunuh diri, hingga balon api.

Demikianlah artikel singkat tentang sejarah berdirinya Hamas dan hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak tentang gerakan perlawanan Palestina yang satu ini.

Artikel Terkait