"Surat itu sudah kami terima dan sudah kami sampaikan ke Jakarta," kata Hermono.
Hermono mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya maksimal untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah.
Ia juga menyebut bahwa ada faktor cuaca yang mempengaruhi penyebaran asap.
"Kami berharap cuaca bisa membaik sehingga kabut asap bisa segera hilang," ucapnya. "Kami juga berterima kasih atas perhatian dan kerja sama dari pemerintah dan rakyat Malaysia dalam menghadapi masalah ini," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan tidak ada pencemaran asap lintas batas dari Indonesia ke Malaysia.
Ia merasa heran dengan pernyataan pemerintah Malaysia yang menuding kabut asap di negaranya berasal dari Indonesia.
"Kami sudah cek data satelit dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), KLHK, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), dan NASA (National Aeronautics and Space Administration). Tidak ada titik api di Sumatera maupun Kalimantan yang menyebabkan kabut asap lintas batas," kata Siti Nurbaya.
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan secara serius.
Ia mencontohkan bahwa jumlah titik api di Riau pada September 2023 turun 82 persen dibandingkan dengan September 2022.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Kami juga mengapresiasi partisipasi masyarakat dan swasta dalam menjaga lingkungan," tuturnya.
Kabut asap yang melanda Malaysia telah mencapai tingkat yang tidak sehat di beberapa negara bagian dalam beberapa hari terakhir.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR