Tradisi Wetonan, Cara Masyarakat Jawa Memperingati Hari Kelahiran Berdasar Kalender Jawa

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Tradisi wetonan biasanya dilakukan masyarakat Jawa untuk memperingati hari kelahiran berdasarkan kalender Jawa.
Tradisi wetonan biasanya dilakukan masyarakat Jawa untuk memperingati hari kelahiran berdasarkan kalender Jawa.

Tradisi wetonan biasanya dilakukan masyarakat Jawa untuk memperingati hari kelahiran berdasarkan kalender Jawa.

Intisari-Online.com -Masyarakat Jawa punya caranya tersendiri untuk memperingati hari kelahiran seseorang.

Namanya adalah tradisi wetonan.

Tradisi ini masih lestari hingga sekarang.

Seperti disinggung di awal, tradisi wetonan merupakan tradisiuntuk memperingati hari lahir seseorang berdasarkan kalender Jawa dengan pasarannya.

Seperti Legi, Pon, Pahing, Wage, dan Kliwon.

Saat wetonan,keluarga akan menyiapkan berbagai suguhan sebagai bentuk syukur.

Secara garis besar, tradisi wetonan adalah tradisi untuk mengungkapkan rasa syukur.

Tapi di luar itu,tradisi wetonan juga dilakukan untuk menghormati sedulur papat (saudara empat).

Apa itu sedulur papat?

Sedulur papat terdiri dari empat elemen, yaitu: Air kawah (air ketuban) Ari-ari (plasenta) Getih (Darah) Puser (tali pusar)

Keempat elemen tersebut dianggap sebagai saudara bayi pada saat berada di dalam kandungan.

Masyarakat Jawa menghormati sedulur papat tersebut.

Sebab jika diperhatikan, empat elemen tersebut akan berdampak pada sang bayi sepanjang hidupnya.

Tradisi wetonan disebut juga wedalan.

Makna tradisi wetonan adalah untuk mendoakan bayi supaya terhindar dari marabahaya dan diberi umur yang panjang serta keberkahan.

Tradisi wetonan umumnya dilaksanakan pada saat bayi berusia 35 hari.

Dalam perhitungan kalender Jawa, 35 hari sama dengan satu bulan.

Orang Jawa menyebutnya selapan.

Perhitungan dalam kalender Jawa juga didasarkan pada kombinasi perhitungan kalender Masehi dan perhitungan hari di penanggalan Jawa.

Kombinasi perhitungan tersebut akan menghasilkan penyebutan "Senin Pon, "Rabu Wage," dan lain sebagainya.

Selanjutnya tradisi wetonan kan dilakukan setiap 35 hari sekali.

Namun saat ini, masyarakat sudah jarang yang melakukan tradisi ini setiap 35 hari sekali.

Tiap daerah di Jawa punya caranya masing-masing untuk melaksanakan tradisi wetonan.

Tadi tradisi tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu memohon keselamatan.

Peringatan wetonan ada yang dilakukan dengan meditasi, mengheningkan diri, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tradisi wetonan ada juga yang diperingati dengan mengundang beberapa teman dekat untuk makan bersama.

Perayaan tradisi wetonan juga dapat dilakukan dalam acara yang lebih besar, seperti acara sosial dimana orang-orang akan saling berbagai cerita, membrikan saran, dan saling mendengarkan.

Pada saat berdoa, mereka akan mendoakan kelancaran rezeki dan memohon keselamatan untuk orang yang sedang merayakan weton.

Artikel Terkait