Tari Saman dibawakan secara berkelompok, minimal tujuh orang.
Bisa juga hingga puluhan bahkan ratusan orang, yang penting jumlahnya ganjil.
Gerakan Tari Saman Tari Saman memiliki beberapa unsur gerak, yaitu gerak tepukan tangan dan tepuk dada.
Gerakan ini berupa gerak guncang, kirep, lingang, dan surang-surang.
Gerakan lain dari tari ini berupa dua baris penari bernyanyi sambil bertepuk dan penari lainnya mengharmoniskan gerakan.
Selain itu, ada juga gerakan tangan yang dominan.
Terdapat berbagai macam gerakan tangan, seperti cilok (gerakan ringan ujung jari), cerkop (kedua tangan berimpit dan searah), dan tepok (gerakan tepuk dalam berbagai posisi).
Dalam setiap gerakan tari Saman memiliki makna serta filosofi yang mendalam.
Mulanya, Syekh Saman menciptakan gerak tari ini untuk sarana berzikir kepada Allah SWT.
Hal tersebut terlihat pada aturan gerak dan sikap badan yang menyertai gerak.
Tari Saman juga kerap digunakan untuk media penyampaian pesan (dakwah).
Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, dan kepahlawanan.
Hal tersebut bisa dilihat dari lagu dan syair pada tari Saman yang mengandung nilai dakwah dan nasihat.
Selain itu, dalam setiap gerakan tari saman juga memiliki makna tertentu.
Gerakan ini terlihat saat para penari harus duduk membentuk garis lurus ke arah samping sambil berbaris.
Inilah yang kemudian merupakan simbol manusia sebagai makhluk sosial.
Sementara itu, pada gerakannya sendiri, ada pula yang mengandung simbol sebagai penghormatan terhadap nabi Muhammad SAW.
Adapun pola duduk yang digunakan yaitu kaki bertumpu, layaknya duduk di antara dua sujud.
Dalam hal ini, tari Saman melambangkan umat Islam yang tengah melakukan shalat.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR