Berperan Penting Dalam Politik Orde Baru, Sosok Ini Memiliki Julukan Raja Intel Zaman Soeharto

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ali Moertopo merupakan tokoh penting dalam Orde Baru bahkan dijuluki sebagai raja intel.
Ali Moertopo merupakan tokoh penting dalam Orde Baru bahkan dijuluki sebagai raja intel.

Intisari-online.com -Ali Moertopo adalah salah satu tokoh intelijen dan politikus yang berperan penting dalam sejarah Orde Baru.

Ia lahir pada 5 Agustus 1927 di Kediri, Jawa Timur, dari keluarga pedagang.

Ia menempuh pendidikan di MULO (setara SMP) di Surabaya, kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS).

Namun, ia tidak menyelesaikan studinya di STTS karena terlibat dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1945, ia bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ia berpartisipasi dalam perang kemerdekaan melawan Belanda dan menjadi salah satu anggota Batalyon Siliwangi.

Kemudian menempuh pendidikan militer di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang dan lulus pada tahun 1950.

Ia juga mengikuti kursus intelijen di Amerika Serikat pada tahun 1958.

Ali Moertopo dikenal sebagai perwira cerdas dan berbakat.

Ia memiliki kemampuan analisis, strategi, dan operasi khusus yang tinggi.

Kemudian juga memiliki hubungan baik dengan Presiden Soeharto, yang merupakan temannya sejak zaman Batalyon Siliwangi.

Baca Juga: Sosoknya Misterius, Benarkah Sjam Kamaruzaman Adalah Intel Tentara Yang Disusupkan Ke PKI?

Ia menjadi salah satu tangan kanan Soeharto dalam mengendalikan intelijen dan politik di Indonesia.

Ali Moertopo mendirikan Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) pada tahun 1967 sebagai lembaga intelijen tertinggi di Indonesia.

Bahkan juga menjadi kepala Operasi Khusus (Opsus), sebuah unit rahasia yang bertugas melakukan operasi-operasi sensitif seperti pembebasan Irian Barat dari Belanda, integrasi Timor Timur ke Indonesia, penumpasan pemberontakan G30S/PKI, dan pengawasan terhadap partai-partai politik.

Ali Moertopo juga aktif dalam dunia politik.

Ia menjadi salah satu pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebuah partai Islam yang dibentuk sebagai hasil penggabungan dari beberapa partai Islam pada tahun 1973.

Ia juga menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari fraksi ABRI pada tahun 1978-1983.

Juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang mendukung gagasan Dwifungsi ABRI, yaitu peran ganda ABRI sebagai alat pertahanan negara dan alat pembangunan nasional.

Ali Moertopo meninggal dunia pada 6 Mei 1984 di Jakarta karena serangan jantung.

Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer.

Beliau meninggalkan sejarah yang panjang dan kontroversial dalam intelijen dan politik Indonesia.

Ia dihormati oleh sebagian orang sebagai pahlawan nasional yang berjasa bagi kemerdekaan dan pembangunan Indonesia, tetapi juga dikritik oleh sebagian lain sebagai pelaku pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan terhadap oposisi politik.

Artikel Terkait