Lebih Dari 1 Penyebab, Ternyata Inilah Alasan Mengapa Kerajaan Majapahit Mengalami Kemunduran

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Setidaknya ada enam faktor yang menjadi alasan mengapa Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya hilang.
Setidaknya ada enam faktor yang menjadi alasan mengapa Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya hilang.

Setidaknya ada enam faktor yang menjadi alasan mengapa Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya hilang.

Intisari-Online.com -Tak hanya satu atau dua, ternyata ada beberala hal yang menjadi alasan mengalami Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran.

Yang paling umum diketahui tentu serangan dari Demak, tapi masih ada faktor lainnya.

Bersama Sriwijaya, Kerajaan Majapahit adalah kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara.

Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya pada 1293 tak lama setelah runtuhnya Kerajaan Singasari.

Setelah hampir dua abad eksis, Kerajaan Majapahit akhirnya mengalami keruntuhan.

Persisnya pada abad ke-15, persis lagi pada tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi.

Lalu apa saja yang membuat kerajaan besar ini runtuh begitu saja?

Secara umum, melemahnya kekuasaan Majapahit terjadi setelah meninggalnya Raja Hayam Wuruk pada 1389 dan juga kematian Gajah Mada pada 1364.

Seperti disebut di atas, runtuhnya Kerajaan Majapahit terjadi pada tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi.

Faktor pertama: Meninggalnya Gajah Mada

Gajah Mada merupakan mahapatih yang memiliki peran penting dalam kejayaan dan perluasan wilayah Kerajaan Majapahit.

Dengan Sumpah Palapa-nya yang ikonik, dia berjanjiakan membawa Kerajaan Majapahit menguasai seluruh wilayah Nusantara.

Bersama sang raja, Hayam Wuruk, Gajah Mada membawa kejayaan Majapahit.

Tapi dia tiba-tiba menghilang setelahperistiwa Perang Bubat pada 1357.

Setelah kematian Gajah Mada pada 1364, posisi mahapatih kemudian diteruskan oleh Gajah Enggon.

Gajah Enggon sebelumnya merupakan bawahan Gajah Mada ketika bertugas sebagai pasukan Bhayangkara Majapahit.

Sebagai pengganti Gajah Mada, Gajah Enggon dianggap kurang cakap dalam menjalankan pemerintahan hingga mengakibatkan kerajaan mengalami kemerosotan.

Faktor kedua: Meninggalnya Hayam Wuruk

Seperti disebut sebelumnya, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah oleh Raja Hayam Wuruk, yang didampingi oleh Gajah Mada.

Sekitar 25 tahun setelah kematian Gajah Mada, Raja Hayam Wuruk meninggal pada 1389.

Meninggalnya Hayam Wuruk menjadi awal dari runtuhnya eksistensi dan kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Setelah meninggalnya Hayam Wuruk, internal pemerintahan Kerajaan Majapahit mengalami gejolak yang disebabkan oleh perebutan kekuasaan.

Faktor ketiga: Perebutan takhta

Setelah kematian Hayam Wuruk, internal Majapahit mengalami gejolak akibat adanya perebutan kekuasaan atas jabatan raja.

Adapun perebutan kekuasaan atas takhta kerajaan ini melibatkan Bhre Wirabhumi, yang merupakan anak dari selir Hayam Wuruk, melawan Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk.

Konflik perebutan kekuasaan atas takhta kerajaan ini pada akhirnya menimbulkan perpecahan dalam keluarga dan bangsawan Majapahit.

Faktor keempat: Perang Paregreg

Perpecahan dalam keluarga kerajaan semakin membesar hingga menjadi perang saudara.

Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana pada akhirnya berebut kekuasaan dengan cara peperangan.

Perang ini lebih dikenal sebagai Perang Paregreg.

Perang Paregreg, yang berlangsung antara 1404-1406, memberi dampak signifikan dalam melemahkan Kerajaan Majapahit, karena banyak merugikan secara ekonomi, sosial, dan politik.

Faktor kelima: Berdirinya Kerajaan Demak

Munculnya Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah juga menjadi salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit.

Raden Patah merupakan anak dari Raja Brawijaya V (1474-1498) dari ibu berdarah Tionghoa bernama, Siu Ban Ci.

Serangan Kerajaan Demak terhadap Majapahit pada 1518 dilakukan pasukan yang dipimpin oleh Pati Unus, raja kedua Demak setelah Raden Patah.

Kemudian, pada 1527, Kerajaan Demak yang saat itu dipimpin oleh Sultan Trenggono menyerang Majapahit lagi.

Serangan inilah yang kemudian meruntuhkan eksistensi Kerajaan Majapahit, yang sebelumnya sempat menjadi kerajaan terbesar di Nusantara.

Faktor keenam: Pengaruh Islam

Pengaruh Islam mulai berkembang secara pesat di Jawa pada abad ke-15, di masa-masa terpuruk Majapahit.

Perkembangan Islam di Jawa dibuktikan dengan adanya komunitas Islam di Demak, Semarang, dan Surabaya.

Kedatangan Islam kemudian memengaruhi dan mengubah pola pandang masyarakat Jawa ke arah lebih modern.

Hal inilah yang kemudian menjadikan Kerajaan Majapahit semakin melemah dan pada akhirnya runtuh.

Itulah kira-kira enam hal yang menjadi alasan kenapa Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran.

Artikel Terkait