Sementara dia sendiri berangkat ke Magelang untuk menjalani rapat penting dengan Pangdam Diponegoro, Brigjen Suryosumpeno.
Kepergian Brigjen Katamso ternyata sudah ditunggu-tunggu oleh salah satu anak buahnya, yaitu Kepala Seksi V Korem 072 Kodam VII/Diponegoro Mayor Mulyono.
Mayor Mulyono yang diduga berafiliasi dengan Komando Operasional G30S langsung melancarkan rencana untuk mengambil alih Korem 72/Pamungkas.
Mayor Mulyono berperan sebagai pemimpin dan dibantu oleh beberapa rekannya, seperti Mayor Kartawi, Mayor Daenuri, Kapten Kusdibyo, Kapten Wisnuaji, Sertu Alip Toyo, Peltu Sumardi, Pelda Kamil, Praka Anggara, Praka Sudarto, dan Praka Sugimin.
Sekitar pukul 14.00 WIB, Brigjen Katamso yang sudah kembali ke Yogyakarta tidak menyadari bahwa Korem 72/Pamungkas sudah diambil alih oleh Mulyono dan anak buahnya.
Sekitar pukul 17.00 WIB, rencana berikutnya dilakukan dengan menculik Brigjen Katamso dari rumah dinasnya di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 48, Yogyakarta.
Penculikan tersebut dilakukan oleh Peltu Sumardi dan Peltu Kamil dan dilakukan dengan mobil Jeep Gaz yang dikawal dua truk penuh prajurit bersenjata lengkap.
Di Korem 72/Pamungkas, Brigjen Katamso ditahan di dalam ruang komandan batalion.
Setelahnya dia dibawa oleh Sertu Alip Toyo ke lokasi pembunuhan dalam keadaan mata tertutup dan tangan terikat.
Dia kemudian dilepas begitu saja untuk berjalan sendiri.
Beberapa langkah berjalan, kepala Brigjen Katamso langsung dihantam menggunakan kunci montir.
Katamso pun terjatuh dengan kepala yang berlumuran darah.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR