Sukitman, anggota polisi yang lolos dari Lubang Buaya. Dia mengaku melihat kekejaman yang terjadi di pagi berdarah pada 1 Oktober 1965 itu.
Intisari-Online.com - Peristiwa Gerakan 30 September 1965 meninggalkan cerita tersendiri bagi Sukitman.
Bagaimana tidak, Sukitkan adalah salah satu sosok yang lolos dari Lubang Buaya, tempat para jenderal revolusi dikubur.
Kepada Intisari lewat tulisan berjudul "Yang Lolos Dari Lubang Buaya", Sukitman buka-bukaan soal peristiwa pada malam berdarah itu.
--
Malam baru saja lewat, sementara matahari pagi pun belum terjaga dari peraduannya, karena waktu itu memang baru pukul 03.00.
Tanggal terakhir pada bulan September baru berganti dengan tanggal 1 Oktober 1965. Jakarta dan penduduknya masih terhanyut dalam sepenggal mimpinya.
Namun, Sukitman (49) yang waktu itu berpangkat Agen Polisi Dua tidak ikut terhanyut dalam buaian mimpi.
Dia harus menjalankan tugasnya di Seksi Vm Kebayoran Baru (sekarang Kores 704) yang berlokasi di Wisma AURI di Jl. Iskandarsyah, Jakarta, bersama Sutarso yang berpangkat sama.
“Angkat tangan”
"Waktu itu polisi naik sepeda. Sedangkan untuk melakukan patroli, kadang-kadang kami cukup dengan berjalan kaki saja, karena radius yang harus dikuasai adalah sekitar 200 m,” katanya mengengang masa awal tugasnya.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh bunyi rentetan tembakan, yang rasanya tidak jauh dari posnya. Karena tembakan itu berasal dari bawah dan dekat situ ada Gedung MABAK yang tinggi, suara tembakan itu memantul.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR