Disebut Berdiri Sebelum Samudera Pasai, Benarkah Ini Nama Kerajaan Islam Pertama Di Indonesia?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Kerajaan Perlak diyakini sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia, meskipun buktinya tak sebanyak Kerajaan Samudera Pasai. Letaknya di Aceh Timur.
Kerajaan Perlak diyakini sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia, meskipun buktinya tak sebanyak Kerajaan Samudera Pasai. Letaknya di Aceh Timur.

Kerajaan Perlak diyakini sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia, meskipun buktinya tak sebanyak Kerajaan Samudera Pasai. Letaknya di Aceh Timur.

Intisari-Online.com -Sebagian besar sejarawan menyebut, kerajaan Islam pertama di Indonesia/Nusantara adalah Samudera Pasai.

Tapi ada bukti-bukti yang menjelaskan bahwa ada kerajaan Islam yang usianya jauh lebih tua dibanding Samudera Pasai.

Nama kerajaan Islam pertama di Indonesia itu adalah Kerajaan Perlak.

Bahkan ada yang menyebut bahwa Kerajaan Perlak adalah kerajaan Islam tertua di Asia Tenggara.

Di mana letak kerajaan ini?

Sejak kapan berdiri?

Benarkah ia kerajaan Islam pertama di Nusantara?

Barangkali pertanyaan-pertanyaan itu terbesit di benak kita terkait kerajaan yang dikenal sebagai penghasil kayu kualitas terbaik itu.

Itu adalah kayu perlak, kayu terbaik terutama untuk bahan pembuatan kapal.

Kerajaan Perlak terletak di Aceh Timur, berdiri dari abad ke-9 hingga abad ke-13, antara tahun840-1292 M.

Kerajaan ini didirikan olehSultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah.

Itulah kenapa Kerajaan Perlak disebut sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara.

Meski begitu, beberapa sejarawanmeragukannya karena bukti keberadaan Kerajaan Perlak sangat terbatas.

Karena itulah Kesultanan Samudera Pasai sering dianggap sebagai kerajaan Islam di nusantara karena mempunyai banyak bukti yang meyakinkan.

Masa kejayaan Kesultanan Perlak berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II, yang berkuasa antara 1230-1267 M.

Di bawah kekuasaannya, Perlak mengalami kemajuan pesat, terutama dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah.

Sejarah berdirinya Kerajaan Perlak berawal ketika rombongan dakwah yang disebut Nakhoda Khalifah dari Mekkah datang ke Perlak pada 800 M untuk berdagang dan menyebarkan Islam.

Salah satu anggota rombongan tersebut adalah Sayid Ali Al-Muktabar bin Muhammad Diba'i bin Imam Ja'far Al-Shadiq.

Dengan cara dakwah yang menarik, mereka berhasil mengislamkan penduduk setempat.

Selain itu, sebagian rombongan mulai menikah dengan penduduk lokal, termasuk Sayid Ali Al-Muktabar.

Pernikahan Sayid Ali Al-Muktabar dengan Putri Tansyir Dewi dianugerahi putra bernama Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah.

Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah inilah yang ketika dewasa mendirikan Kerajaan Perlak.

Sejak berdiri sampai bergabung dengan Kerajaan Samudera Pasai, terdapat 18 raja yang memerintah Kerajaan Perlak dengan gelar sultan.

Para sultan Kerajaan Perlak dapat dikelompokkan menjadi dua dinasti, yaitu Dinasti Sayid Maulana Abdul Azis Syah dan Dinasti Johan Berdaulat.

Dengan berdirinya Kerajaan Perlak, semakin banyak orang Arab dari kalangan Syiah ataupun Sunni yang datang untuk berdagang.

Kedua aliran ini bahkan terus menyebarkan pengaruhnya hingga timbul perlawanan terbuka pada masa pemerintahan Sultan Sayid Maulana Ali Mughayat Syah (915-918 M).

Peperangan antara dua aliran ini terus berlangsung hingga akhirnya dapat diredam setelah dibuat perjanjian damai yang disebut dengan Perjanjian Alue Meuh.

Perjanjian tersebut mengatur pembagian Kerajaan Perlak menjadi dua, yakni:

- Perlak Baroh (Syiah) yang berpusat di Bandar Khalifah dengan wilayah dipesisir.

- Perlak Tunong (Sunni) dengan wilayah di pedalaman.

Kendati demikian, Islam Syiah tidak berkembang karena Perlak Baroh dihancurkan oleh Kerajaan Sriwijaya.

Kondisi inilah yang membangkitkan semangat bersatunya kembali kepemimpinan dalam Kesultanan Perlak.

Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat akhirnya ditetapkan sebagai Sultan ke-8 Perlak dan melanjutkan perlawanan terhadap Sriwijaya hingga 1006 M.

Seperti disebut di awal, Kerajaan Perlak terkenal sebagai penghasil kayu Perlak, kayu berkualitas tinggi untuk bahan pembuatan kapal.

Hasil alamnya ini yang menarik para pedagang dari Gujarat, Arab, dan India untuk datang hingga membuat Kerajaan Perlak berkembang menjadi bandar niaga yang maju.

Kondisi ini juga mendorong perkawinan antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat, yang akhirnya membuat Perlak menjadi pusat penyebaran Islam di nusantara.

Kerajaan Perlak kemudian mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II (1230-1267 M).

Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat, terutama dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah.

Ketika masih berkuasa, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II mengawinkan putrinya, Putri Ganggang Sari dengan raja Kerajaan Samudera Pasai, Malik Al-Saleh.

Kesultanan Perlak berakhir setelah rajanya yang ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat wafat pada 1292 M.

Sejak saat itu, Kerajaan Perlak bersatu dengan Kerajaan Samudera Pasai.

Terkait keberadaan Kerajaan Perlak, ada beberapa naskah menjadi buktinya:

- Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi karangan Abu Ishak Makarani Al Fasy.

- Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as Salathin karangan Syekh Syamsul Bahri Abdullah As Asyi.

- Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai catatan dari Saiyid Abdulla Ibn Saiyid Habib Saifuddin.

Ketiga naskah tersebut mencatat bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak.

Sementara itu, berikut adalah peninggalan Kerajaan Perlak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia:

1. Mata uang Perlak

Mata uang Kerajaan Perlak adalah yang tertua di Nusantara.

Mata uang Perlak terdiri dari tiga jenis yaitu emas (dirham), perak (kupang) dan tembaga atau kuningan.

2. Stempel kerajaan

Stempel Kerajaan Perlak bertuliskan huruf Arab dengan kalimat Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512 yang artinya adalah Kerajaan Perlak.

3. Makam Raja Benoa

Makam Raja Benoa terletak di tepi Sungai Trenggulon dan pada batu nisannya ada tulisan huruf Arab. Nisan tersebut dibuat sekitar abad ke-4 H atau 11 M.

Sementara Benoa adalah negara bagian dari Kerajaan Perlak.

Itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang Kerajaan Perlak yang disebut sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Artikel Terkait