Dentuman misterius tak hanya terjadi di Pulau Madura, warga Jakarta hingga warga Grobogan di Jawa Tengah juga pernah mengalami kejadian serupa.
Intisari-Online.com - Suara dentuman misterius yang muncul di Pulau Madura, Jawa Timur, ternyata bukan yang pertama di Indonesia.
Bahkan menurut pakar geodesi Institute Teknologi Bandung (ITB), dentuman misterius bukan hal yang asing di Indonesia.
Kita tahu, Sabtu (12/8) kemarin, sejumlah warga di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mendengar dentuman misterius dari bawah tanah.
Hingga sekarang belum diketahui apa penyebab dentuman tersebut.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalianget Sumenep, Jawa Timur, Usman Holid mengatakan, suara dentuman tersebut baru pertama kali terjadi di wilayah itu.
Peneliti Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas mengatakan, suara dentuman pernah beberapa kali terjadi di Indonesia.
Dia juga bilang, dentuman misterius seperti yang terjadi di Madura bukan sesuatu yang aneh.
Menurut Heri, biasanyasuara dentuman berkaitan dengan runtuhan bawah permukaan akibat pelarutan air ke batuan kapur atau dikenal "kadal meteng".
"Ada rongga rongga bawah tanah yang bisa jadi saluran tua atau sungai bawah tanah," jelasnya.
Namun, pada kasus suara dentuman yang terjadi di Sumenep, Heri belum bisa memastikan penyebabnya.
Suara dentuman keras memang beberapa kali terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Beberapa dari kasus tersebut masih menjadi misteri yang tak kunjung terpecahkan asal muasalnya.
Dentuman misterius sebelumnya pernah terjadi di Jakarta pada 2020 lalu.
Ketika itu sejumlahwarga DKI Jakarta sempat digegerkan oleh suara dentuman seharis setelah Gunung Anak Krakatau mengalami dua kali erupsi.
Namun, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) memastikan suara dentuman itu tidak berkaitan dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Terpisah, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono juga memastikan suara dentuman itu tidak berkaitan dengan gempa tektonik yang terjadi di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Dentuman misterius juga pernah dilaporkan oleh warga Bandung, 21 Mei 2020.
Saat itu, mereka mendengar suara dentuman pada pukul 08.30 WIB dan 09.30 WIB.
Namun, pihak BMKG memastikan bahwa suara dentuman itu tidak berkaitan dengan aktivitas gempa bumi.
Warga di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah juga pernah mendengar suara dentuman pada 11 dan 12 Mei 2020.
Suara dentuman itu bahkan sempat membuat jendela dan perabotan rumah bergetar.
Kendati demikian, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Achadi Subarkah Raharjo memastikan bahwa suara itu tidak disebabkan karena aktivitas seismik.
"Tidak terkait dengan aktivitas seismik (gempa tektonik) baik yang dipicu oleh aktivitas sesar lokal (baribis kendheng, dan lain-lain) maupun aktivitas zona subduksi selatan Jawa" jelas Achadi.
Pada September 2021, warga di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau mendengar suara dentuman di sejumlah kecamatan. Dentuman itu terdengar keras yang diikuti dengan kilat cahaya memanjang di langit.
Cahaya itu pertama kali dilihat oleh warga Desa Rambah Muda, Warsono (36).
"Warga melihat ada yang jatuh seperti ekor berapi yang besar dan panjang seperti meteor gitu. Cahayanya sangat terang. Sekitar 15 detik cahaya itu hilang barulah keluar dentuman dua kali. Habis di atas itu saja," kata Rian, dikutip dari Kompas.com (6/9/2021).
Namun, saat dicek, tidak ada bekas benda jatuh di permukiman tersebut.
Yang paling baru, sebelum kejadian di Madura, warga di Gunungkidul juga sempat digegerkan dengan suara dentuman dari bawah tanah.
Menurut pakar, kemungkinan itu disebabkan oleh runtuhnya dinding gua bawah tanah mengingat kondisi toprografi Gunungkidul yang banyak karst.