Nama Kudungga memiliki kemiripan dengan nama Bugis, yakni Kadungga.
Para sejarawan meyakini bahwa kedudukan Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku.
Dia kemudian mendirikan kerajaan dan menobatkan dirinya sebagai raja.
Kudungga diperkirakan telah mendapatkan pengaruh budaya Hindu dari India, tetapi belum menerapkannya di kerajaan.
Sistem pemerintahan yang dijalankan Kudungga pun belum teratur dan sistematis.
Meski dikenal sebagai raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Kutai, Kudungga tidak dianggap sebagai wangsakarta atau pendiri dinasti.
Menurut prasasti peninggalan Kerajaan Kutai, putra Kudungga, yakni Aswawarman yang dianggap sebagai wangsakarta.
Ketika menjadi raja, Kudungga masih tetap mempertahankan ciri-ciri keindonesiannya.
Sedangkan pengertian anggota dinasti pada masa itu terbatas pada keluarga kerajaan yang telah menyerap budaya India dalam kehidupan sehari-harinya.
Penyerapan budaya India baru terlihat pada masa Aswawarman.
Nama Aswawarman menunjukkan telah masuknya pengaruh Hindu dalam Kerajaan Kutai.
Sebab, kata warman pada nama diyakini menjadi salah satu ciri bahwa seseorang adalah penganut Hindu secara penuh.
Itulah kenapa Kudungga tidak dianggap sebagai wangsakarta di Kerajaan Kutai.
Berikut isi prasasti Yupa yang menerangkan silsilah raja Kutai:
śrīmatah śrī-narendrasya; kuṇḍuṅgasya mahātmanaḥ; putro śvavarmmo vikhyātah; vaṅśakarttā yathāṅśumān; tasya putrā mahātmānaḥ; trayas traya ivāgnayaḥ; teṣān trayāṇām pravaraḥ; tapo-bala-damānvitaḥ; śrī mūlavarmmā rājendro; yaṣṭvā bahusuvarṇnakam; tasya yajñasya yūpo ‘yam; dvijendrais samprakalpitaḥ
Artinya:
Sang Mahārāja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aśwawarmman namanya, yang seperti Angśuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aśwawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci). Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mūlawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mūlawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR