Hingga bisa berpotensi pada peningkatan tekanan darah tinggi, sulit tidur (insomnia), kurangnya istirahat, merasa kelelahan, mengalami emosi negatif, bahkan depresi.
Beberapa kalangan menyebut bersyukur bisa menurunkan kadar kortisol hingga 23 persen.
Meski begitu, berbagai studi berhasil membuktikan bahwa bersyukur membantu menurunkan kadar kortisol.
Semakin kita banyak mengungkapkan rasa syukur, belum tentu kadar kortisol akan mengalami penurunan.
Dengan demikian, masih sedikit bukti bahwa rasa syukur memiliki efek langsung terhadap penurunan kortisol.
Tapi tetap saja, bersyukur baik bagi kesehatan psikologis kita.
"Bersyukur dapat memengaruhi biokimia tubuh. Pada saat mengungkapkan rasa syukur, individu akan mengalami emosi positif," tulis Priskila Putri Nesya Huwae dan P. Tommy Y. S. Suyasa dalam artikelnya di Kompas.com berjudul "Manfaat Bersyukur".
Mereka mengatakan, ada hubungan yang relatif kuat antara tingkat emosi positif dan tingkat dopamine.
Dopamine merupakan hormon yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan mengurangi produksi insulin yang berlebih (jika produksi insulin berlebih, maka kadar gula darah menjadi rendah, dan badan mudah lelah).
Semakin individu bersyukur, semakin banyak emosi positif yang dialami.
Dan semakin positif emosi yang dialami individu, semakin tinggi tingkat dopamine.
Di samping itu, frekuensi bersyukur berhubungan dengan peningatan hormon oxytocin dalam tubuh.
Oxytocin adalah hormon yang berfungsi untuk membantu kontraksi otot baik pada wanita maupun pada pria.
Kontraksi otot pada wanita, misalnya berfungsi pada saat melahirkan dan menyusui.
Sedangkan kontraksi otot pada pria, dibutuhkan pada saat proses membuang air kecil.
Semakin individu bersyukur, semakin banyak emosi positif (perasaan cinta) yang dialami, semakin tinggi tingkat hormon oxytocin.
Ketika kita bersyukur dan mengalami emosi positif, sistem syaraf parasimpatis teraktivitasi dan akan mengeluarkan homon oxytocin.
Demikian, emosi positif yang kita alami karena bersyukur, akan mengeluarkan hormon dopamine dan oxytocin yang bermanfaat bagi tubuh.
Namun demikian, masih diperlukan penelitian apakah dan bagaimanakah hormon dopamine dan oxytocin yang dihasilkan tubuh saat individu mengungkapkan syukur akan berhubungan dengan penurunan hormon kortisol.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR