Hal itu menjadi awal dari Perang Aceh.
Perang Aceh
Perang Aceh dimulai sejak Belanda menginvasinya pada Maret 1873.
Sebelumnya, Belanda memulai dengan memberikan ancaman politik kepada Kesultanan Aceh.
Namun, awal invasi yang dilakukan Belanda pada 1873, mengalami kegagalan.
Setelah itu, Belanda kembali menginvasi Aceh pada 1883, 1892, dan 1893.
Ketika pecah konflik Belanda-Kesultanan Aceh, Sultan Muhammad Daud Syah II meminta Rusia untuk memberikan status protektorat pada 1879 dan 1898.
Namun, permintaan dari Kesultanan Aceh tersebut ditolak oleh penguasa Rusia.
Pada 1896, Belanda menyelundupkan Dr. Christiaan Snouck Hurgronje, seorang ahli Islam dari Universitas Leiden untuk membantu menaklukkan Aceh.
Snouck Hurgronje yang saat itu mendapat kepercayaan dari banyak tokoh pejuang Aceh memberikan saran kepada Belanda.
Dia menyarankan Belanda untuk merangkul para Uleebalang (kepala pemerintahan di dalam Kesultanan Aceh).
Setelah berhasil merangkul golongan Uleebalang, Snouck Hurgronje menyarankan Belanda untuk segera menghabisinya.
Strategi tersebut berhasil hingga membuat Sultan Muhammad Daud Syah II menyerahkan diri kepada Belanda pada 1903.
Sultan Muhammad Daud Syah II menyerahkan diri karena sebelumnya Belanda berhasil menculik keluarganya.
Setelah itu, beberapa pejuang Aceh, seperti Panglima Polem Muhammad Daud, Tuanku Raja Keumala, dan Tuanku Mahmud, juga menyerahkan diri kepada Belanda.
Hal itulah membuat Kesultanan Aceh runtuh dan menjadikan Belanda menguasai Aceh.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR