Ternyata Ini Jadi Awal Kerjasama Strategis dengan Uni Soviet Surat Pengakuan Kedaulatan Kemerdekaan Indonesia 

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Foto Presiden Soekarno dan Khrushchev
Foto Presiden Soekarno dan Khrushchev

Intisari-online.com - Indonesia dan Rusia memiliki hubungan bilateral yang berawal dari masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada 25 Januari 1950, Menteri Luar Negeri Uni Soviet A. Vyshinsky menyampaikan secara tertulis kepada Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Moch.

Hatta bahwa Uni Soviet mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia, dan keinginan menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Pemerintah Indonesia menyambut baik surat tersebut dan memberikan balasan positif pada 3 Februari 1950.

Surat pengakuan kedaulatan kemerdekaan Indonesia dari Uni Soviet itu merupakan bukti dukungan politik yang besar bagi bangsa Indonesia yang sedang berjuang melawan kolonialisme Belanda.

Uni Soviet merupakan salah satu negara adidaya yang berperan aktif di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengecam agresi militer Belanda terhadap Indonesia dan mengimbau dunia internasional untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Uni Soviet sebenarnya telah dirintis sejak 1947 melalui seorang tokoh muda komunis bernama Suripno, yang ditunjuk oleh Presiden Sukarno sebagai wakil resmi Indonesia di Eropa Timur.

Suripno berhasil menjalin kontak dengan pihak Uni Soviet dan meminta bantuan berupa senjata, amunisi, obat-obatan, dan bahan pangan untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Namun, hubungan ini harus dirahasiakan dari pemberitaan di dalam negeri demi menghargai perasaan Amerika Serikat (AS) sebagai fasilitator Perjanjian Renville.

Setelah hubungan diplomatik resmi terbentuk, kerjasama antara Indonesia dan Uni Soviet semakin berkembang di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, pertahanan, dan keamanan.

Beberapa contoh kerjasama yang strategis antara lain adalah pembangunan Hotel Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Pabrik Gula Krebet Baru, Pabrik Semen Tonasa, Pabrik Baja Krakatau Steel, serta pengiriman para mahasiswa dan ilmuwan Indonesia untuk belajar di Uni Soviet.

Baca Juga: Bersahabat Dengan Oppenheimer, Inilah Sosok Mata-mata Perempuan Rusia Paling Berbahaya

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia tetap terjaga hingga saat ini meskipun Uni Soviet telah bubar pada 1991.

Kedua negara memiliki komitmen untuk meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan dan menghormati kedaulatan masing-masing.

Pada tahun 2023 ini, hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia memasuki usia 70 tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa surat pengakuan kedaulatan kemerdekaan Indonesia dari Uni Soviet pada tahun 1950.

Merupakan awal dari sebuah hubungan yang panjang dan strategis antara dua bangsa sahabat.

Indonesia dan Rusia juga memiliki kerjasama yang erat di bidang militer.

Sejak tahun 1960, Indonesia telah membeli berbagai jenis senjata dan alat perang dari Uni Soviet, seperti pesawat tempur, kapal selam, tank, rudal, dan helikopter.

Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, Indonesia juga mendapatkan bantuan pelatihan dan pendidikan militer dari Uni Soviet, seperti pengiriman para perwira dan kadet Indonesia untuk belajar di Akademi Militer Frunze di Moskow.

Indonesia dan Rusia tidak hanya bermitra di bidang-bidang yang bersifat pragmatis, tetapi juga di bidang-bidang yang bersifat humanis, seperti budaya, seni, olahraga, dan pariwisata.

Kedua negara memiliki kesamaan dalam hal memiliki kekayaan budaya yang beragam dan khas.

Baca Juga: Peristiwa AS-Uni Soviet untuk Membatasi Senjata Nuklir, Tanda Tangani Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik 26 Mei 1972

Beberapa contoh kerjasama budaya antara lain adalah penyelenggaraan Festival Film Indonesia-Rusia, Festival Seni Budaya Indonesia-Rusia, Pameran Buku Indonesia-Rusia, serta pertukaran seniman dan budayawan antara kedua negara.

Selain itu, kedua negara juga saling mendukung dalam bidang olahraga, seperti sepak bola, bulu tangkis, tinju, dan catur.

Pariwisata juga menjadi salah satu sektor yang menjanjikan untuk meningkatkan hubungan antara kedua bangsa.

Pada tahun 2022, jumlah wisatawan Rusia yang berkunjung ke Indonesia mencapai 150 ribu orang, sedangkan jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Rusia mencapai 50 ribu orang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa surat pengakuan kedaulatan kemerdekaan Indonesia dari Uni Soviet pada tahun 1950 merupakan awal dari sebuah kerjasama strategis antara Indonesia dan Rusia yang terus berkembang hingga saat ini.

Kedua negara memiliki komitmen untuk saling menghormati dan menguntungkan satu sama lain dalam berbagai bidang.

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia merupakan contoh hubungan yang harmonis dan dinamis antara dua bangsa yang memiliki latar belakang sejarah, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan geografis yang berbeda.

Artikel Terkait