Banyak masyarakat yang merasa kecewa atau apatis dengan kinerja pemerintah, program partai politik, dan janji-janji calon pemimpin, sehingga merasa tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lain.
- Kurangnya kemudahan dan aksesibilitas dalam proses pemilihan.
Banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengurus administrasi pemilih, mencari tempat pemungutan suara (TPS), atau mendapatkan fasilitas pemungutan suara khusus (PSK) bagi mereka yang berhalangan hadir di TPS.
- Adanya faktor eksternal yang mengganggu proses pemilihan, seperti pandemi Covid-19, bencana alam, konflik sosial, atau intimidasi politik.
Faktor-faktor ini dapat menimbulkan rasa takut, khawatir, atau malas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Solusi untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilu
Untuk mencegah terus menurunnya tingkat partisipasi rakyat dalam pemilu, perlu dilakukan beberapa solusi berikut:
- Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pemilih secara masif dan berkelanjutan.
Pemerintah, partai politik, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya memilih dan hak pilih kepada masyarakat.
Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, internet, surat kabar, spanduk, poster, selebaran, atau seminar.
- Meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas pemerintah, partai politik, dan calon pemimpin.
Baca Juga: Faktor-faktor yang Menyebabkan Meningkatnya Angka Golput pada Pilpres 2014
KOMENTAR