Pada 1045, Prabu Airlangga memutuskan turun takhta dan membagi kerajaannya untuk kedua putranya.
Kerajaan Jenggala yang ibu kotanya terletak di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan, sementara Kerajaan Panjalu atau Kediri yang berpusat di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya.
Peristiwa pembagian kekuasaan ini menandai akhir dari pemerintahan Kerajaan Kahuripan.
Pembangunan yang Dilakukan Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan
Raja Airlangga dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan sangat memikirkan kesejahteraan rakyatnya.
Salah satu langkah yang dilakukan Raja Airlangga untuk menyejahterakan rakyatnya adalah melalui pembangunan.
Berikut ini adalah beberapa bidang pembangunan yang dilakukan Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan:
1) Pembangunan Sri Wijaya Asrama (1036).
2) Pembangunan Bendungan Waringin Sapta (1037) untuk mengatasi banjir musiman.
3) Perbaikan Pelabuhan Hujung Galuh di muara Sungai Brantas.
4) Pembangunan jalan-jalan yang menghubungkan daerah pesisir ke pusat kerajaan.
5) Peresmian pertapaan Gunung Pucangan (1041).
6) Pemindahan ibu kota kerajaan dari Kahuripan ke Daha.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Raja Airlangga adalah pemimpin yang visioner dan berjasa bagi rakyatnya.
Usaha-usaha pembangunan yang dilakukan Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan menunjukkan bahwa ia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap bidang agama, irigasi, perdagangan, infrastruktur, dan pendidikan.
KOMENTAR