Jepang kemudian menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, sehingga terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia.
Di tengah situasi tersebut, para pemimpin nasional Indonesia bergerak cepat untuk merebut kesempatan emas untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Mereka didorong oleh janji kemerdekaan yang pernah diberikan oleh Jepang pada September 1944 melalui Perdana Menteri Kuniaki Koiso.
Janji tersebut kemudian diperkuat oleh Marsekal Terauchi yang menemui Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat di Dalat, Vietnam pada 9 Agustus 1945.
Selain itu, para pemimpin nasional juga mendapat dukungan dari golongan muda yang tidak sabar menanti kemerdekaan.
Golongan muda yang terdiri dari anggota Pemuda Rakyat, Pemuda Sosialis, Barisan Pelopor, Gerakan Pemuda Islam, dll., mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan paling lambat pada 16 Agustus 1945.
Golongan muda juga membantu menyusun naskah proklamasi dan menyelenggarakan rapat-rapat persiapan.
Bagaimana Memaknai Proklamasi sebagai Seorang Pelajar?
Sebagai seorang pelajar, bagaimana memaknai peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia?
Tentu saja tidak cukup hanya dengan menghafal teks proklamasi atau mengikuti upacara bendera setiap tahun.
Sebagai seorang pelajar, kita harus memaknai proklamasi dengan cara-cara berikut:
Baca Juga: Adakah Peristiwa Pengulangan Terkait Berhentinya Trem Sebagai Salah Satu Moda Transportasi Umum?
KOMENTAR