Menurut AHY, dugaan tersebut semakin kuat karena waktu pengajuan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) oleh kubu Moeldoko cs pada 3 Maret 2023.
Padahal, sehari sebelumnya, 2 Maret 2023, Demokrat telah secara resmi menyatakan dukungan kepada Anies sebagai capres.
Namun, pernyataan AHY tersebut mendapat tanggapan sinis dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut mengecam pernyataan AHY sebagai pernyataan yang tidak pantas.
Luhut menjamin bahwa Presiden Joko Widodo tidak akan bermain kotor untuk menghalau calon tertentu dari kontestasi Pilpres 2024 karena Jokowi adalah seorang yang menghormati demokrasi.
"Presiden itu bukan seperti yang dibilang Agus Yudhoyono tadi. Enggak betul sama sekali itu, saya jamin kalau itu. Saya kan perwira, kalau itu saya jamin enggak ada, jadi enggak usah bikin bicara-bicara, kampungan itu menurut saya," ujar Luhut dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (20/7/2023).
Luhut malah menuduh balik bahwa AHY lah yang berpotensi menjegal orang lain jika suatu saat berada di posisi berkuasa.
"Kalau ada yang ngomong-ngomong seperti itu, dirinya yang seperti itu. Kalau dia berkuasa akan jegal orang, ya itu refleksi," kata dia.
Beberapa pihak menilai bahwa AHY mencontoh taktik 'dizalimi' yang sering dipraktikkan oleh ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Taktik 'dizalimi' ini pertama kali muncul ketika SBY mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2004.
KOMENTAR