Setelah Perang Dunia I, Jupiter diubah menjadi kapal induk pertama Angkatan Laut AS dan diberi nama ulang Langley.
Langley juga merupakan kapal bertenaga listrik pertama Angkatan Laut AS, yang mampu mencapai kecepatan 15 knot.
Pada 17 Oktober 1922, Letnan Virgil C. Griffin mengemudikan pesawat pertama, sebuah VE-7-SF, diluncurkan dari geladak Langley.
Meskipun pesawat telah lepas landas dari kapal sebelumnya, namun itu adalah momen bersejarah.
Setelah 1937, Langley kehilangan 40 persen bagian depan dek penerbangannya sebagai bagian dari konversi ke tender pesawat amfibi.
Pada 8 Desember 1941, Langley menjadi bagian dari Armada Asia AS di Filipina saat Jepang menyerang.
Kemudian, pada 22 Februari 1942 dengan dipimpin oleh Robert P. McConnell, Langley membawa 32 unit pesawat P-40 Warhawk, berangkat sebagai bagian dari konvoi untuk membantu Sekutu dalam pertempuran melawan Jepang di Hindia Belanda.
Pada 27 Februari 1942, Langley berpisah dari konvoi dan langsung menuju pelabuhan di Cilacap, Jawa.
Sekitar 74 mil selatan Jawa, kapal induk Langley bertemu dengan dua kapal pengawal AS, ketika sembilan pembom bermesin ganda Jepang menyerang.
Awalnya, serangan dari dua pesawat pengebom Jepang meleset dari target karena mereka terbang terlalu tinggi.
Tetapi, keberuntungan Langley telah habis pada serangan ketiga, yang membuat pesawat di dek penerbangannya terbakar.
Komandan McConnell kehilangan kemampuannya untuk menavigasi kapal.
McConnell pun memerintahkan Langley ditinggalkan, dan kapal perusak pengawal dapat membawa awaknya ke tempat yang aman.
Setidaknya, dari 300 awak kapal, 16 kru dinyatakan hilang.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR