Lebih tua dibanding Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Jeumpa disebut sebagai kerajaan Islam di Nusantara. Lokasinya di Aceh.
Intisari-Online.com -Kerajaan Samudra Pasai disebut-sebut sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara.
Benarkah?
Ternyata, sebelum Samudra Pasai muncul, telah ada terlebih dahulu sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Jeumpa.
Kabarnya, ini adalah kerajaan bercorak Islam pertama di Nusantara.
Kerajaan Jeumpa merupakan kerajaan kecil di Aceh yang terletak di Desa Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen.
Bagaimana Kerajaan Jeumpa bisa disebut sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara?
Pada mulanya, sebelum masuknya Islam ke Nusantara, penduduk di wilayah Kerajaan Jeumpa ini menganut agama lokal, yaitu animisme-dinamisme.
Kerajaan ini dipimpin oleh seorang Meurah (maharaja).
Mulai abad ke-7, Kerajaan Jeumpa menjalin hubungan dagang dengan China, India, dan negeri jazirah Arab.
Lalu, datanglah seorang pemuda Muslim keturunan Arab-Persia yang bernama Syahriahshah Salman.
Menurut beberapa sumber sejarah, disebutkan bahwa kedatangan Salman dalam rangka pelarian politik akibat pengejaran oleh penguasa Dinasti Umayyah.
Demi menghindari pengejaran, dia memilih daerah pinggiran agar tidak terlalu mencolok.
Dengan kecerdasannya, Salman berhasil menarik perhatian penguasa Jeumpa, yang kemudian mengangkatnya menjadi orang kepercayaan.
Salman kemudian dinikahkan dengan putri penguasa Jeumpa yang bernama Mayang Seludang.
Salman pun kemudian dinobatkan sebagai raja untuk menggantikan mertuanya, lalu wilayah kekuasaannya diberi nama Kerajaan Jeumpa.
Untuk selanjutnya, Salman sering dikenal dengan nama-nama lain, seperti Meurah Jeumpa atau terkadang Ibnu Abdillah, seperti nama ayahnya.
Secara perlahan-lahan, Islam berkembang pesat di antara penduduk Kerajaan Jeumpa.
Hingga kemudian Syahrianshah Salman memproklamirkan Kerajaan Islam Jeumpa pada sekitar tahun 777 Masehi.
Maka, Kerajaan Jeumpa menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara, serta menjadi salah satu pusat Islamisasi paling awal.
Meskipun demikian, banyak sejarawan yang meragukannya karnea catatan sejarah yang mengulas tentang muncul dan hilangnya kerajaan ini diragukan keabsahannya.
Mengutip dari Buku Muslim Papua: Membangun Harmoni Berdasar Sejarah Agama di Bumi Cendrawasih, karya Dhirorudin Mashat (2020), disebutkan bahwa Kerajaan Perlak atau Samudera Pasai-lah yang kemudian lebih diakui sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara, karena banyak bukti yang meyakinkannya.
Apalagi, peninggalan Kerajaan Jeumpa hanya berupa makam-makam putra raja,yang tidak terdapat kaligrafi indah seperti ciri khas batu nisan para raja Islam di Aceh.
Pada masanya, Kerajaan Jeumpa berkembang menjadi salah satu pemerintahan dan perdagangan yang berpengaruh di sekitar pesisir utara Pulau Sumatera.
Letak geografis yang strategi menjadi modal utama, yakni sebagai kota pelabuhan transit bagi pelayaran dari China menuju Persia, dan sebaliknya.
Hubungan diplomatik pun diperluas oleh Kerajaan Jeumpa, juga perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitar Pulau Sumatera atau negeri asing, terutama Arab dan China.
Sayangnya, Kerajaan Jeumpa tidak bertahan lama dan diperkirakan keruntuhan terjadi pada 800 M.