Namun, pada bulan Desember 1811, ia dikembalikan ke takhta oleh Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal Inggris.
Namun, karena sikapnya yang agresif terhadap Inggris, ia kembali disingkirkan pada bulan Juni 1812 dan diasingkan ke Pulau Pinang.
Ia kembali ke Jawa pada tahun 1815, tetapi pada tahun 1817, ia dianggap sebagai ancaman oleh Belanda dan diasingkan untuk kedua kalinya, kali ini ke Ambon.
Pada tahun 1826, Belanda memutuskan untuk mengembalikannya dari pengasingan dan mengembalikannya sebagai raja Yogyakarta.
Masa pemerintahannya yang ketiga bertepatan dengan Perang Jawa. Pada tanggal 3 Januari 1828, ia meninggal dunia. Ia digantikan oleh cicitnya, Hamengkubuwono V.
Hamengkubuwono II tidak dimakamkan di pemakaman kerajaan Imogiri, tetapi di Kotagede, karena situasi yang tidak kondusif pada saat itu.
Makamnya berada di kompleks makam raja-raja Mataram Islam yang pertama.
Makamnya dikenal dengan nama Makam Sultan Sepuh.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR