"Kekuatan mereka hanya cukup untuk bernapas atau meraih buah kecil untuk makan sendiri atau minum setetes air di hutan," ujarnya.
Kepada petugas, anak-anak itu mengatakan telah melewati beberapa hari di hutan ditemani seekor anjing gembala Jerman bernama Wilson.
Namun sayang, anjing tersebut hilang dan belum juga bisa ditemukan.
Anak tertua yang berusia 13 tahun memegang perang penting terkait selamatnya empat korban pesawat jatuh di Amazon itu.
Dikutip dari BBC via kompas.tv, Senin (12/6/2023), bibi keempat anak tersebut mengatakan keluarganya kerap secara reguler bermain “permainan bertahan hidup” bersama saat tumbuh dewasa.
“Saat bermain kami menyiapkan sebuah kemah yang kecil,” ujarnya mengingat.
Ia menambahkan sang anak tertua, Lesly Mucuty, memiliki peran besar sehingga mereka bisa bertahan hidup.
“Ia tahu mengenai buah yang tak boleh dimakannya, karena ada banyak buah beracun di hutan. Dan ia juga tahu bagaimana menjaga bayi,” tuturnya.
Setelah kecelakaan itu, Lesly membangun tempat berlindung darurat dari dahan yang disatukan dengan ikat rambutnya.
Ia juga menemukan Farina, sejenis tepung, dari reruntuhan pesawat Cessna 206 yang mereka tumpangi.
Menurut salah satu tokoh adat yang ikut dalam pencarian itu, Edwin Paki, mengungkapkan anak-anak itu bertahan hidup dengan tepung singkong tersebut sampai habis, dan kemudian memakan biji-bijian.
“Ada buah yang mirip markisa, namanya avicure,” katanya.
“Mereka sedang mencari benih untuk dimakan dari pohon avicure, sekitar 1,5 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat,” tambah Paki.
Menurut Kepala Institut Kesejahteraan Kolombia, Astrid Caceres, ketika insiden tersebut hutan sedang panen, dan mereka bisa makan buah yang sedang mekar.
Namun menurut ahli masyarakat adat, Alex Rufino, anak-anak tersebut berada di wilayah hutan yang sangat gelap, dengan pohon yang begitu besar dan lebat.
“Ini adalah area yang belum pernah dieksplorasi,” ujar Rufino.
Apalagi selain menghindari hewan buas, mereka juga harus melindungi diri dari hujan lebat dan kelompok bersenjata yang biasa aktif di hutan.
Tapi Rufino mencatat bahwa anak berusia 13 tahun yang dibesarkan masyarakat adat biasanya telah memiliki kemampuan untuk selamat di lingkungan seperti itu.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR