Intisari-Online.com - Dua mayat yang terikat di pohon dalam hutan Amazon ditemukan.
Mereka adalahjurnalis Inggris Dom Phillips (57) dan ahli pribumiBruno Pereira (41) yang telah hilang sejak 5 Juni.
Seorang pembantu duta besar Brasil untuk Inggris memberi tahu keluarga Phillips tentang penemuan tersebut.
Saudara ipar Phillips, Paul Sherwood, mengatakan: "Dia mengatakan bahwa dia ingin kita tahu bahwa ... mereka telah menemukan dua mayat," sebagaimana diwartakan Nypost.com, Senin (13/6/2022)
“Dia tidak menjelaskan lokasinya dan hanya mengatakan mayat tersebut berada di hutan dalam keadaan terikat."
Kemudian pada hari Senin, Presiden Brasil Jair Bolsanao mengkonfirmasi bahwa "jeroan manusia" ditemukan di sungai Amazon.
"Hal buruk terjadi kepada mereka, ditemukanjeroan manusia mengambang di sungai, dan kini sedang dilakukan tes DNA,"kata Bolsonaro.
Istri Phillips Brasil, Alessandra Sampaio, mengatakan dia juga telah diberitahu oleh pihak berwenang bahwa dua mayat telah ditemukan.
Phillips, yang merupakan kontributor tetap untuk The Guardian, Washington Post dan New York Times, dan Pereira terakhir terlihat seminggu yang lalu di wilayah hutan hujan Sao Rafael di mana mereka menghilang saat bepergian dengan perahu.
Selama pencarian,polisi menemukan jejak darah di kapal milik seorang pria lokal bernama Amarildo da Costa, yang saat ini dianggap sebagai tersangka utama.
Sejauh ini, da Costa hanya didakwa dengan kepemilikan ilegal amunisi terbatas, tetapi seorang hakim memerintahkan dia dipenjara selama 30 hari lagi sementara polisi menyelidiki dugaan lebih dalam.
Sebelumnya, diketahui bahwa Phillipstelah mengerjakan sebuah buku tentang pelestarian Amazon.
Pada hari Minggu, petugas polisi federal menemukan ransel milik jurnalis lepas tersebut yang diikat ke pohon dan sebagian terendam.
Barang-barang lain juga ditemukan berupalaptop, celana pendek dan sendok.
Akhir-akhir ini sebenarnyaPereira telah menerima ancaman atas aksinyamemerangi penangkapan ikan ilegal.
SementaraPhillips tengah menelitiLembah Javari, daerah hutan terpencil di dekat perbatasan Peru dan Kolombia.
Mereka menaiki perahu di Itaquai ke Atalaia do Norte tetapi tidak pernah tiba.
Daerah tersebut merupakan tempatkonflik kekerasan antara nelayan, pemburu dan agen pemerintah.
Kekerasan semakin terlihat kentara saat geng-geng penyelundup narkoba berusaha menguasai jalur air untuk mengirim kokain, meskipun Itaquai bukanlah rute perdagangan narkoba yang umum.
Pihak berwenang mengatakan garis utama penyelidikan polisi atas penghilangan tersebut telah menunjuk ke jaringan internasional yang membayar nelayan miskin untuk menangkap ikan secara ilegal di cagar alam Lembah Javari, yang merupakan wilayahadat terbesar kedua di Brasil.
Baca Juga: Gudang Senjatanya Kosong Gara-gara Bantu Ukraina, Polandia Minta Ganti Ini ke Negara Sekutunya
(*)