Mataram Islam dan VOC bahu-membahu mengalahkan pemberontakan pasukan gabungan Jawa-Tionghoa. Takhta Pakubuwono II aman.
Intisari-Online.com - Barangkali, menjalin perjanjian dengan VOC tak ubahnya menjalin perjanjian dengan setan.
Dan itulah yang dilakukan oleh Mataram Islam tak lama setelah meninggalnya Sultan Agung.
Alih-alih kesuksesan, Mataram Islam semakin hari semakin mendur setelah "bersahabat" dengan kongsi dagang dari Belanda itu.
Sebagai informasi, kontak pertama Mataram dan VOC terjadi di era Susuhunan Anyakrawati, raja kedua Mataram Islam.
Ketika itu, aktivitas Belanda sebatas perdagangan dari pemukiman pesisir utara Jawa.
Interaksi mereka dengan wilayah pedalaman juga masih dibatasi.
Pada masa Sultan Agung, Mataram Islam tidak mengizinkan VOC mendirikan loji-loji dagang di pantai utara.
Kesultanan ini tak ingin ekonomi di pantai utara akan melemah jika dikuasai oleh VOC.
Penolakan ini membuat hubungan Mataram dengan VOC merenggang.
Bahkan Mataram Islam sampai dua kali menyerang benteng VOC di Batavia, meskipun berakhir dengan kegagalan.
Sepeninggal Sultan Agung, tahta diambil alih oleh anaknya, Amangkurat I.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR