Sehari-hari Jadi Guru Musik, Sosok Ini Ternyata Pembunuh Berdarah Dingin, Mahasiswi Surabaya Jadi Korbannya

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Seorang guru musik membunuh mahasiswi asal Surabaya, mantan muridnya sendiri. Diduga keduanya punya hubungan asmara.
Seorang guru musik membunuh mahasiswi asal Surabaya, mantan muridnya sendiri. Diduga keduanya punya hubungan asmara.

Seorang guru musik membunuh mahasiswi asal Surabaya, mantan muridnya sendiri. Diduga keduanya punya hubungan asmara.

Intisari-Online.com -Rochmat Bagus Apriatma sehari-hari adalah seorang guru musik.

Tapi belum lama ini statusnya sudah berubah: menjadi pembunuh.

Korbannya, adalah seorang mahasiswi hukum Universitas Surabaya (Ubaya), yang dulu pernah jadi murid musiknya, inisialnya AN.

Diduga keduanya punya hubungan asmara, meskipun Rochmat adalah seorang pria beristri dan punya anak.

Rabu (7/6) kemarin, mayat AN ditemukan dalam koper di jurang di kawasan Gajah Mungkur Cangar, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.

Di tempat lain,polisi mengamankan Rochmat Bagus Apriatma (41) yang pernah menjadi guru gitar korban.

Rochmat mengaku telah membunuh AN.

Dilansir Kompas.com, pelaku dan korban disebut-sebut memiliki hubungan asmara.

Pria 41 tahun itu membunuh korban dengan menjeret leher AN saat berada di sebuah apartemen di kawasan Surabaya timur.

Setelah itu, mayat AN dimasukkan ke dalam koper dan dibuang ke jurang di Cangar, Mojokerto.

Disinggung di awal, korban mengenal pelaku sejak empat tahun yang lalu.

Ketika itu,Rochmat menjadi guru ekstrakurikuler musik di sekolah korban.

Sepengetahuan Ana Mariana, ibu korban, putrinya dan pelaku tergabung dalam satu grup band.

Di grup tersebut, anaknya menjadi gitaris.

Hubungan asmara antara korban dan pelaku disinyalir selama ini disembunyikan keduanya dari keluarga.

Kepada keluarganya, AN mengaku tak memiliki kekasih.

Sementara pelaku telah memiliki istri dan anak.

"Saya gak ada curiga AN punya hubungan dekat dengan pelaku. Karena pelaku sudah menikah," kata Ana, Kamis (8/6/2023).

Ana bercerita pada 3 Mei 2023, anaknya keluar rumah menggunakan mobil X-pander dan pamit akan mengikuti ujian di kampus.

Korban diketahui memang ke kampus, namun setelah itu perempuan muda itu menghilang secara misterius.

Dua hari berikutnya, keluarga korban memutuskan membuat laporan ke kampus dan polisi.

Tersiarlah kabar ada mahasiswi yang pernah melihat korban bersama pelaku berada di sebuah apartemen di wilayah Surabaya timur.

Keluarga pun mengecek informasi tersebut.

Ibu korban ditemani kerabatnya sempat mengajak pelaku untuk bertemu di wilayah Penjaringan.

Namun pelaku saat itu berdalih tak tahu keberadaan korban.

Selang 4 minggu kemudian, polisi menjemput pelaku di Malang.

"Ketika diinterogasi polisi baru mengaku. Pelaku kayaknya psikopat karena sama sekali gak ada kayak rasa bersalah ke kami, minta maaf pun tidak," kata Ana.

Dia menyebut pembunuhan diduga terjadi karena pelaku ingin meminjam uang, namun permintaan tersebut ditolak oleh AN.

Pelaku kemudian nekat diam-diam menggadaikan kendaraan milik korban.

Rochmat lalu membunuh korban yang marah.

Sementara itu mata Bambang Sumarjo, ayah korban terlihat merah

Dia seakan tak percaya rencana wisuda sang anak tahun depan sebagai sarjana hukum ternyata pupus.

Jenazah AN telah disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya sejak Kamis (8/6/2023).

Dekan Fakultas Hukum Ubaya Yoan Nursari Simanjuntak melalui keterangan resminya membenarkan korban adalah mahasiswi Fakultas Hukum semester enam.

Fakultas Hukum Ubaya melalui Lembaga Biro Bantuan Hukum (LBH) siap mendampingi keluarga korban dalam proses hukum lanjutannya.

"Kami siap memberikan bantuan hukum," terangnya.

Mewakili Ubaya, pihaknya menyampaikan duka dan belasungkawa atas kematian AN dan pihaknya menyerahkan seluruh proses hukum terkait peristiwa tersebut kepada pihak berwajib.

Doa dan support kepada keluarga yang ditinggalkan menurut dia terus mengalir dari mahasiswa, dosen dan alumni.

"Mereka juga secara sukarela menggalang dana dukacita," ucapnya.

Artikel Terkait